Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Brebes

Kisah Badrianti, Penerima Manfaat PKH di Brebes Lulus dari Data Kemiskinan dan Buka Toko Kelontong

Deretan emak-emak dengan baju putih duduk rapi dengan menggendong balitanya.

Penulis: Wahyu Nur Kholik | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Wahyu Nur Kholik
MEMAKAI TOGA - Badriati KPM PKH di Brebes memakai toga usai diwisuda oleh Wamensos Agus Jabo resmi keluar dari data kemiskinan.  

TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Deretan emak-emak dengan baju putih duduk rapi dengan menggendong balitanya.

Sebagian lagi menenteng tas berisi dokumen.

Mereka adalah 2000 KPM PKH yang resmi keluar dari data kemiskinan.

Mereka tak lagi menjadi penerima bantuan sosial (bansos) dan kini siap menapaki hidup mandiri.

Baca juga: Cerita Makmuri, Tukang Parkir yang Rela Berdesakan Demi Beras Murah dari Polres Brebes

Baca juga: 2000 KPM di Brebes Lulus Tidak Menerima Bansos

Secara resmi mereka di wisuda oleh Wakil Menteri Sosial RI, Agus Jabo Priyono dan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi yang mengusung tema “Graduasi Mandiri PKH Kabupaten Brebes 2025”, Kamis (14/8/2025) di halaman Islamic Centre Brebes.

Badriyanti tak henti-hentinya memegang sertifikat kelulusannya dari Program Keluarga Harapan (PKH). Matanya berbinar, senyumnya merekah.

“Saya dulu cuma mikir gimana besok makan. Sekarang, alhamdulillah, punya usaha warung kelontong kecil-kecilan. Ini mimpi yang dulu rasanya jauh,” ujarnya.

Badriyanti hanyalah satu dari 2.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang tahun ini resmi graduasi mandiri dari PKH di Brebes.

Jumlah ini bukan hanya rekor daerah ini adalah angka terbanyak di Indonesia.

Keberhasilan para KPM ini juga membawa dampak psikologis yang besar. Banyak di antara mereka yang kini mulai membantu tetangga atau menjadi mentor bagi penerima PKH lainnya.

Mereka bukan lagi penerima bantuan, tapi agen perubahan di lingkungannya. Bagi Badriyanti, kelulusan ini adalah awal babak baru.

“Dulu saya yang dibantu, sekarang saya mau bantu orang lain. Rasanya beda sekali, lebih percaya diri,” katanya.

Dalam sambutannya Wakil Mentri Sosial Agus Jabo mengatakan, acara tersebut bukan hanya seremonial, tapi juga menegaskan makna dari program ini.

“PKH itu bukan untuk membuat orang selamanya bergantung, tapi untuk mengantar mereka sampai bisa mandiri. Brebes hari ini membuktikan itu. Saya hormat kepada para pendamping disini,” katanya.

Dari 2.000 KPM yang lulus, 1.700 orang tetap mendapat pendampingan lewat Bansos Mandiri semacam “tali pengaman” agar usaha mereka terus tumbuh.

Sementara 300 KPM lainnya lukis berkat Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PPSE) dengan mendapat modal usaha Rp5 juta per orang untuk mengembangkan bisnis rumahan, mulai dari jualan makanan, beternak, sampai membuat kerajinan tangan.

Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma, menyebut capaian ini sebagai tonggak sejarah bagi warganya.

“Kita ingin memutus rantai kemiskinan. Kemandirian adalah tujuan akhir setiap program bantuan. 2.000 KPM ini menjadi contoh bahwa kerja keras dan pendampingan yang tepat bisa mengubah hidup,” katanya.

Bahkan, Kemensos menjadikan 11 desa miskin di Jawa Tengah sebagai pilot project pengentasan kemiskinan Targetnya jelas, menurunkan angka kemiskinan secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

"Satu desa diantaranya, Desa Wlahar Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes," terangnya.

Data resmi Dinas Sosial Brebes menunjukkan, hingga tahap II tahun 2025, Brebes memiliki 91.713 KPM PKH. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved