Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Cerita 2 Pemancing Semarang Bertahan di Tengah Badai, Pasrah Lihat Teman Terombang-ambing, 5 Tewas

Hartono mengakui bahwa sudah bertahun-tahun dia memancing di spot lokasi tersebut

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
EVAKUASI KORBAN - Satu dari dua jenazah pemancing yang hilang di dam merah Tambaklorok Kota Semarang, telah ditemukan dan dievakuasi petugas gabungan, Rabu (20/8/2025). Saat ini tersisa satu korban lagi yang masih dalam pencarian. 

Semua tertawa dan tersenyum. Tak ada yang tahu, gurauan itu menjadi obrolan terakhir yang hangat sebelum bencana datang.

Mereka berpencar mencari tempat. Hartono dan Sigit menuju dam buntut, sementara Pujo dan Sumono memilih dam ambles, hanya berjarak sekitar 900 meter, langsung berhadapan dengan laut lepas.

Kursi Besi Jadi Tempat Bertahan

PEMANCING SELAMAT: Sigit (baju biru) Hartono (baju hitam) saat menceritakan detik-detik kejadian badai di dam merah,
PEMANCING SELAMAT: Sigit (baju biru) Hartono (baju hitam) saat menceritakan detik-detik kejadian badai di dam merah, (TribunJateng.com/Rezanda Akbar)

Menjelang siang, suasana mendadak berubah. Awan hitam menggantung rendah, angin menderu. 

Kursi besi setinggi 1,5meter tempat Hartono dan Sigit mulai dihantam ombak.

Kursi itu yang kemudian menjadi pijakan terakhir mereka untuk bertahan.

Hartono ingat betul bagaimana ia melihat Sigit berdiri di atas besi sempit itu, tubuh basah kuyup, tangan gemetar menggenggam erat apa pun yang bisa digenggam. 

Setiap kali ombak datang, mereka berdua berdiri dari kursi agar tak terkena ombak.

“Kalau saya tidak di kursi besi, ombaknya itu udah di atas kepala saya," katanya.

Jam demi jam berjalan lambat. Pandangan mereka terbatas, hanya putih buih ombak yang sesekali menampar wajah. 

Sigit mulai menggigil hebat. Hartono berulang kali menepuk-nepuk bahunya, memastikan tetangganya tetap sadar. Ia takut Sigit tiba-tiba kehilangan tenaga.

Di tengah ketegangan itu, harapan sempat muncul ketika perahu penyelamat mendekat. Tapi ombak begitu keras hingga kemudi kapal patah. 

Mereka hanya bisa menyaksikan perahu itu kembali, lalu berganti dengan perahu lebih besar. 

Waktu terasa berjalan sangat lambat, tiap detik dia habiskan untuk berdoa dan berharap agar semua rekannya selamat.

Melihat Kawan Terombang-ambing Ombak

Di kejauhan, Hartono melihat sosok terombang-ambing di lautan. Awalnya ia kira bendera jaring nelayan, ternyata manusia. 

Dari jaket pelampung yang dipakai, ia mengenali itu Andi pemancing ke-12 yang menyusul setelah ke-11 pemancing termasuk Hartono dan Sigit berada di Dam Merah.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved