Berita Wonosobo
Wonosobo Ubah Strategi Baru Tangani Stunting, Perencanaan Dimulai dari Kecamatan
Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Bimbingan Teknis Aksi Konvergensi Penanganan Stunting
Penulis: Imah Masitoh | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Bimbingan Teknis Aksi Konvergensi Penanganan Stunting, Selasa (26/8/2025) di Ruang Rapat Mangunkusumo, Setda Wonosobo.
Harjanto, Kepala Bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya, Bappeda Wonosobo mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk penyesuaian sistem baru dalam perencanaan dan pelaporan stunting di Kabupaten Wonosobo.
Dijelaskan Harjanto, sistem perencanaan kini tidak lagi terpusat di kabupaten, namun proses perencanaan dimulai dari tingkat kecamatan.
Dalam Bimtek kali ini melibatkan tiga unsur penting di kecamatan mulai dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), dan unsur Puskesmas.
Melalui kegiatan ini, diharapkan akan diperoleh gambaran yang lebih nyata terkait situasi kondisi stunting di masing-masing desa dengan masalah yang berbeda-beda.
Harjanto mengungkapkan, perubahan pendekatan ini diyakini akan membuat intervensi lebih tepat sasaran.
“Kalau dulu terpusat di kabupaten, distribusinya ke bawah. Sekarang di tingkat kecamatan, terus ke desa dan kelurahan," ucapnya.
Selama dua hari pelatihan dalam Bimtek ini, peserta akan belajar menginput 31 indikator intervensi penanganan stunting.
Soal capaian stunting, Harjanto menyampaikan perkembangan yang cukup baik. Namun masih butuh kerja keras untuk bisa mengejar target nasional.
"Angka prevalensi stunting Kabupaten Wonosobo tahun 2023 di angka 29 persen turun di 2024 menjadi 23,9 persen,” ujarnya.
Meskipun target nasional 14 persen belum tercapai, Wonosobo terus berupaya mengejar ketertinggalannya.
“Untuk Jawa Tengah sendiri posisi prevalensi stuntingnya sudah 17 persen. Artinya kita juga berprogres agar kita juga bisa melampaui,” ungkapnya.
Tantangan terbesar menurutnya adalah pola asuh. Oleh karena itu, perlu ada perubahan perilaku yang akan secara signifikan menurunkan stunting.
Intervensi diarahkan pada enam sasaran utama yaitu ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, balita, baduta, dan calon pengantin.
Selain itu intervensi juga menyasar kelompok rentan seperti remaja putri dan ibu rumah tangga.
Terkait anggaran penanganan stunting tahun ini, Harjanto belum bisa menyebutkan angka pasti. Sumber anggaran berasal dari APBN, APBD, hingga Dana Desa.
“Tetapi kami gambarkan bahwa konvergensi ini kita lakukan dari segala potensi yang ada.
Wonosobo juga pernah mendapat Dana Insentif Fiskal dua kali untuk mendukung intervensi stunting," jelasnya.
Harjanto menyebutkan inovasi “Sobo Hebat Setulur Selawase” sebagai program unggulan. Namun muncul tantangan baru masih adanya stunting baru.
Maka strategi diarahkan pada pencegahan yakni fokus pada sasaran resiko stunting mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil yang berpotensi menghasilkan stunting baru.
"Penanganan dilakukan secara terintegrasi. Dinas Kesehatan mengintervensi balita stunting, Dinas Dinas PPKBPPPA juga mengefektifkan intervensi yang sifatnya sensitif," tandasnya. (ima)
Baca juga: Antisipasi Tsunami, Cilacap Kini Dipantau Alat Deteksi Gelombang Laut
Baca juga: Kondisi Psikis Anak Bakar Rumah Gegara Tak Diberi Uang Rp200 Ribu di Purbalingga, Diduga Depresi
Baca juga: Kronologi Suami Aniaya Istri Yang Sudah Lama Pisah Ranjang Hingga Babak Belur di Jepara
Viral Video Perampok Bersenjata Tajam Terekam Kamera CCTV Ancam Penjaga Toko Kosmetik di Wonosobo |
![]() |
---|
Pandangan DPRD Menyoal Program Sekolah Online Orang Dewasa di Wonosobo, Ini Saran Masukan Suwondo |
![]() |
---|
1.375 Warga Wonosobo Daftar Sekolah Online Orang Dewasa, Usia Minimal 25 Tahun Belum Lulus SMA |
![]() |
---|
Wonosobo 2 Tahun Berturut-turut Sabet Juara 2 Nasional Kampung KB Berkualitas |
![]() |
---|
Mulyani Sukses Ajarkan Penyandang Tuli Wonosobo Tampil di Acara PPBK Nasional 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.