Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Seputar Polri

Polisi Pekalongan Nyambi Ternak Kambing, Kisah Ipda Edi Santoso Jadi Teladan Warga

Di sela tugas menjaga keamanan, Ipda Edi Santoso sukses mengembangkan usaha ternak kambing dan domba hingga memotivasi warga sekitar.

Editor: Content Writer
dok. tribratanews.pekalongan.jateng.polri.go.id
POLISI TELADAN WARGA - Di sela tugas menjaga keamanan, Ipda Edi Santoso, S.H., M.H., Kanit 3 Sat Intelkam Polres Pekalongan, menjadi inspirasi bagi banyak orang lewat usahanya dalam mengembangkan usaha ternak kambing Peranakan Etawa dan domba Gibas (ekor besar). 

TRIBUNJATENG.COM - Ipda Edi Santoso, S.H., M.H., Kanit 3 Sat Intelkam Polres Pekalongan, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Di tengah kesibukannya menjaga keamanan, ia berhasil mengembangkan usaha sampingan dengan beternak kambing dan domba di kampung halamannya, Dukuh Rowandi, Desa Notogiwang, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. 

Usaha yang dimulai sejak ia kembali ke kampung halaman pasca mutasi dari Brimob itu kini berkembang pesat. Berawal dari 10 ekor kambing Peranakan Etawa dan domba Gibas (ekor besar), dalam waktu kurang dari 10 bulan ternaknya sudah bertambah menjadi 29 ekor. 

“Melihat potensi di kampung halaman dengan melimpahnya rumput liar dan lahan yang ada, saya mencoba peluang usaha ternak ini. Alhamdulillah, hasilnya berkembang,” ujar Ipda Edi. 

Meski memiliki usaha sampingan, Ida Edi menegaskan pekerjaannya sebagai anggota Polri tetap menjadi prioritas. Usaha ternak yang dimilikinya, ia kelola sepulang dinas tanpa mengganggu tugas utamanya. Ia bisa menyisihkan waktu setelah bertugas untuk mencari pakan ternak. 

Baca juga: Polri Humanis, Brigadir Ardy Sisihkan Gaji untuk Bantu Seragam dan Buku Anak di Grobogan

“Sepulang dinas saya ambil rumput sebanyak-banyaknya, untuk persediaan 3 sampai 6 hari. Jadi sewaktu-waktu pakan tetap tersedia,” jelas Ipda Edi. 

Dedikasinya itu membuat warga sekitar ikut termotivasi. Banyak masyarakat, terutama para pemuda, datang untuk belajar dan berbagi pengalaman beternak dengannya. 

“Warga yang sehari-hari bekerja sebagai petani biasanya hanya mengurus 5-10 ekor, tapi saya dengan sistem paruh waktu bisa mengelola hampir 30 ekor tanpa bantuan orang lain,” ucapnya. 

Lebih dari sekadar usaha, Ipda Edi ingin usahanya membawa manfaat bagi lingkungan sekitar. “Ada niat di hati, sekiranya pulang kampung bisa berbuat untuk orang banyak dalam hal pemberdayaan lingkungan,” tuturnya. 

Kisah Ipda Edi membuktikan bahwa seorang polisi tidak hanya hadir sebagai pelindung dan pengayom, tetapi juga bisa menjadi motor penggerak bagi masyarakat untuk bangkit secara ekonomi dan sosial. 

Baca juga: Kisah Bripka Fahmi, Polisi Inspiratif Yang Mengasuh 35 Anak Yatim Piatu

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved