TERPOPULER HARI INI: Dari Order "Tuyul", Bupati Ditangkap KPK, hingga Pesawat Sukhoi Jatuh Ditembak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko

Dalam dunia politik Jombang, nama Nyono Suharli bukan pemain baru.

Pria pengusaha yang juga petani tebu itu pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jombang periode 2008-2013 dari Partai Golkar.

Sebelum menjadi legislator, Nyono Suharli sempat mencalonkan diri sebagai Bupati Jombang, saat itu dia menggandeng Muhaimin Iskandar yang saat ini menjabat Ketua DPRD Jatim. Namun, pasangan Sunyono-Halim dikalahkan pasangan Suyanto-Widjono.

Dunia politik bagi pria kelahiran 8 November 1962 itu bukan barang baru. Pada tahun '90-an, dia tercatat pernah menjadi Kepala Desa Sepanyul, Kecamatan Gudo, beberapa periode. Saat ditinggal menjadi anggota DPRD Jombang, kursi kepala desa diwariskan kepada Tjaturina Yuliastuti, istrinya.

Pada 2016, karier politiknya semakin moncer. Dalam Musyawarah Daerah Partai Golkar Jatim, dia terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD Partai Golkar Jatim periode 2016-2021.

Jalan Nyono Suharli diikuti istrinya. Pada Februari 2017, Tjaturina Yuliastuti juga terpilih menjadi Ketua DPC Partai Golkar Jombang dalam forum musyawarah cabang.

Nyono sepertinya masih penasaran dengan kursi Bupati Jombang. Pada 2013, berpasangan dengan politisi PPP, Munjidah Wahab, Nyono kembali ikut Pilkada Jombang. Dia berhasil mengalahkan pasangan Widjono-Sumrambah. Jabatan bupatinya usai pada akhir tahun ini.

Pada Pilkada Serentak 2018, dia masih berambisi mempertahankan kursi bupatinya. Didampingi Subaidi Muchtar, dia kembali mendaftar sebagai calon bupati Jombang tahun ini.

Pasangan ini didukung koalisi lima partai, yakni Golkar, PKB, PKS, PAN, dan Partai Nasdem. Namun, nasib berkata lain. Sepekan sebelum dia cuti dari kursi Bupati Jombang, Nyono Suharli diamankan penyidik KPK dalam operasi tangkap tangan.

3. Cara Taksi dan Ojek “Online” Buat Order Fiktif Pakai “Tuyul”

Aplikasi ini disebut "tuyul" karena pengemudi online seolah-olah mendapatkan penumpang, lalu mengantarkan sampai ke tempat tujuan. Padahal, pengemudi ojek online yang curang tersebut hanya diam di tempat.

Polisi menangkap 10 orang sopir taksi online yang diduga melakukanorder fiktif. Akibat ulah mereka, PT Solusi Transportasi Indonesia (Grab) merugi hingga Rp 300 juta.

Mereka mengoprek apliask grab dengan ongkos Rp 100 ribu. Selanjutnya, mereka duduk-duduk memainkan aplikasi “tuyul” untuk mendapatkan penumpang.

Baru-baru ini Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap AA (24).

Ia adalah makelar yang menawarkan jasa pemasangan aplikasi “tuyul” kepada pengemudi taksi atau ojek online.

Halaman
1234

Berita Terkini