Biasanya, AA memasang tarif sekitar Rp100 ribu untuk setiap pemasangan tuyul itu. Untuk memuluskan dan memasarkan usahanya, AA menggandeng seorang perempuan berinisial MCL (34).
AA sendiri, kepada kepolisian mengaku bahwa cara memasang tuyul itu ia pelajari secara mandiri alias otodidak.
Menurutnya, pemasangan tuyul cukup mudah dan hanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit.
Dilansir dari Kompas.com, AA memiliki cukup banyak pelanggan, di antaranya 10 pengemudi taksi dan ojek online yang kini diamankan Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya berinisial RJ, GJH, YR, FA, D, ET, PA, M, FF, dan PE.
Nah, seperti apa sih aplikasi yang dikenal sebagai tuyul itu? Berikut lima faktanya.
1. Tak perlu angkut penumpang
Menurut FA, dengan aplikasi ini, para pengemudi taksi online tak lerlu lagi repot-repot mengangkut penumpang.
Hal ini terjadi karena aplikasi tuyul mampu memanipulasi pergerakan mitra taksi online.
“Pertama kami tentukan lokasi dengan aplikasi fake GPS. Lalu, kami lakukan order fiktif, kami sendiri yang terima order dengan ponsel lain dan otomatis simbol mobil di aplikasi akan bergerak seolah-olah kami sedang melayani pelanggan,” sebutnya ketika ditemui, Kamis (1/2).
Ia mengatakan, dengan begitu, para pengguna aplikasi tuyul cukup berada di satu tempat untuk melancarkan aksinya.
Pengguna tuyul pun dapat menentukan waktu order dengan bonus tinggi. Misalkan saja pada jam-jam sibuk dan saat turun hujan.
2. Tak perlu sediakan kendaraan
Di aplikasi Grab, FA tercatat sebagai mitra GrabCar.
Namun, pria itu tidak membutuhkan mobil untuk melakukan aksinya. Dia juga memang tidak punya mobil.
Menurut FA, tanpa memiliki kendaraan sekalipun, pengguna aplikasi tuyul dapat menjalankan aksinya.
Ia tinggal membuat order dari akun yang berbeda dan menerima order tersebut melalui akunnya yang lain.
Otomatis, gambar kendaraan dalam aplikasi taksi atau ojek online dapat bergerak menuju lokasi tujuan meskipun FA tak melakukan perpindahan lokasi.
3. Ada komunitasnya
FA mengaku para pengguna aplikasi tuyul memiliki komunitas.
Ia bahkan mengaku menyewa rumah kontrakan di Jalan Aries Utama, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.
“Kami sewa kontrakan 6 bulan, biayanya Rp20 juta. Kami bayarnya iuran saja, seikhlasnya. Kami ada 10 orang di sana,” ujar FA.
Menurut FA, tak ada yang mengoordinasi hingga terbentuk perkumpulan ini.
Menurut dia, perkumpulan para mitra ojek online ini terbentuk begitu saja atas dasar kesamaan nasib.
Tidak Tampak Trauma, Murid yang Tewaskan Guru di Madura Mendapat Perlakuan Khusus dari Polisi, Bahkan Bupati Tidak Ingin Pelaku Dipenjara, Gini Kondisinya Sekarang
4. Gunakan 170 ponsel
Dalam komunitasnya, lanjut FA, ada 170 ponsel yang dibeli dengan cara iuran sukarela.
Setiap ponsel dibuat satu hingga dua akun pelanggan.
“Kalau akun pelanggannya banyak jadi kelihatan ganti-ganti pemesannya, jadi enggak dicurigai perusahaan,” katanya.
Ia mengatakan, 170 ponsel tersebut digunakan secara bergantian.
Para pengguna tuyul pun kerap menghapus dan membuat kembali akun pelanggan untuk membuat pelanggan order fiktifnya lebih variatif.
5. Penghasilan fantastis
Dengan tuyul, FA mengaku mendapat keuntungan hingga Rp10 juta per bulan tanpa harus repot-repot mengantarkan penumpang dengan menggunakan aplikasi tersebut.
FA mengatakan, dengan menggunakan aplikasi tuyul itu, dalam sehari, ia dapat membuat lima hingga enam order fiktif dalam rentang waktu pukul 14.00 hingga pukul 16.00.
Artinya, hanya butuh waktu dua jam.
Hal itu bisa dilakukan karena para pengguna aplikasi tuyul biasanya memiliki lebih dari satu ponsel yang dapat dijalankan bersamaan.
Ia mengatakan, keuntungan itu jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelum menggunakan aplikasi pembuat order fiktif tersebut.
“Dulu saya kan mitra taksi online, saya enggak punya mobil, lalu sewa sehari Rp200.000. Belum lagi beli bensinnya. Buat narik 6 penumpang (6 perjalanan) butuh waktu seharian,” katanya.
Begitulah sekilas tentang tuyul yang kerap dipakai oleh para pengemudi taksi dan ojek online itu.
4. "Crane" Proyek Rel Kereta Api Jatuh di Jatinegara, 4 Orang Tewas
Alat berat dan tiang penyangga proyek jalur kereta double double track ( DDT) di Matraman, Jakarta Timur, ambruk, Minggu (4/2/2018). Insiden ini menyebabkan empat orang tewas.
Sebagian besar korban tewas mengalami luka di bagian kepala. Insiden itu terjadi pukul 05.00 WIB. Saat itu, 5 pekerja tengah menaikkan bantalan rel dengan alat berat jenis crane.
Kemudian, ketika bantalan sudah berada di atas, dudukannya ternyata tidak pas sehingga bantalan rel jatuh menimpa korban.
Empat jenazah korban jatuhnya crane di kawasan Jatinegara belum diambil pihak keluarga.
Demikian dikatakan Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes. Pol. dr. Edy Purnomo MKKK.
"Belum ada satu pun (keluarga korban-red), masih di sini," kata Edy saat dihubungi Tribunnews.com.
Identitas keempat jenazah yang merupakan pekerja proyek tersebut adalah:
1. Zaenudin 44 tahun
Alamat: Karawang Jawa Barat
2. Dami Prasetyo 25 tahun
Alamat: Purworejo Jawa Tengah
3. Joni Fitrianto 19 tahun
Alamat: Purworejo jawa tengah
4. Jana Sutisna 44 tahun
Alamat: Bandung Jawa Barat
Hingga saat ini, Edy mengatakan belum ada keluarga dari keempat jenazah tersebut yang menghubunginya.
Edy menuturkan akan menghubungi keluarga korban adalah pihak kepolisian dan pegawai proyek yang akan menghubungi keluarga korban.
"Nanti polisi dan proyeknya yang menghubungi," kata Edy.
Keempatnya kini masih dalam proses identifikasi tim forensik RS. Polri Kramat Jati.
Edy mengatakan bahwa keempat jenazah tersebut tiba di RS. Polri Kramat Jati sekitar pukul 11.00.
Sebelumnya, alat bantu kerja proyek double track KAI di Jalan Matraman Raya, Jatinegara, Jakarta Timur pada Minggu (4/2/2018) sekitar pukul 05.00 WIB patah.
Akibat peristiwa yang terjadi sekitar pukul 05.00 WIB ini, dikabarkan sembilan orang menjadi korban.
Empat di antaranya meninggal dunia, lima korban lainnya luka-luka.
5. Pesawat Tempur Sukhoi Milik Rusia Ditembak Jatuh di Suriah
Sebuah pesawat Sukhoi Su-25 milik Rusia ditembak jatuh di wilayah yang dikuasai pemberontak di dekat provinsi Idlib, Suriah.
Menteri Pertahanan Rusia mengatakan, pilot berhasil lolos dari penembakan di udara dengan menggunakan kursi pelontar. Namun, pilot mendarat di daerah yang diyakini dikuasai kelompok aliansi Hayat Tahrir Al Sham.
Meskipun pilot selamat dalam insiden pesawat, dia tewas dalam pertempuran di darat.
Hayat Tahrir Al Sham, yang sebelummya terkait Al Qaeda, menyatakan telah menembak jatuh pesawat.
Seperti diketahui, Pemerintah Suriah yang didukung pasukan udara Rusia melakukan serangan besar terhadap kelompok pemberontak di Idlib pada Desember lalu.
Kelompok pemantau menyebutkan Sukhoi Su-25, beroperasi di kota Maaaran, Idlib, di dekat lokasi pertempuran darat.
Kelompok ini menyebutkan puluhan pesawat Rusia meluncurkan serangan dalam 24 jam sebelumnya.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan, pesawat tersebut tertembak dan terbakar sebelum berputar jatuh ke darat.
Baca juga: Lindungi Pengungsi, Turki Didesak Buka Perbatasan dengan Suriah
Rekaman video lainnya memperlihatkan bangkai pesawat dengan gambar bintang merah di bagian sayap.
" Pilot memiliki waktu yang cukup untuk melaporkan bahwa dia telah melontarkan diri ke daerah yang dikuasai militan," ujar Kementerian Pertahanan Rusia.
"Dalam sebuah pertempuran dengan teroris, pilot terbunuh," tambahnya.
Baca juga: PBB: Korea Utara Kirim Senjata ke Suriah dan Myanmar
Sebuah pernyataan yang dirilis di media sosial kelompok Hayat Tahrir Al Sham mengklaim telah menembak pesawat dengan menggunakan peluncur rudal bahu.
Kelompok itu menyatakan, pesawat melakukan serangan udara di atas daerah di dekat kota Saraqeb. Hayat Tahrir Al Sham beroperasi di wilayah selama beberapa tahun dengan menggunakan sejumlah nama yang berbeda. (Kompas.com)