Warga dilatih membuat pakan bersih sebagai upaya meningkatkan bobot ternak. Yakni, dengan cara membuat wafer ternak dengan komposisi dari sejumlah tumbuhan lokal dan limbah pasar.
Suryib mengatakan pemberian makanan berbentuk seperti wafer tersebut bisa cepat memicu pertumbuhan sekaligus bobot sapi.
Seperti diketahui, sebagian besar atau 60 persen dari total 12.000 jumlah penduduk, bekerja sebagai peternak sapi. Sisanya petani dan buruh perantauan.
"Untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari termasuk untuk makan, warga sini mengandalkan ternak sapi. Termasuk untuk membeli motor, dan juga naik haji," imbuhnya.
Terpisah, seorang peternak di desa tersebut, Didi Sunardi, sudah pernah mempraktikan membuat wafer ciptaan guru besar IPB tersebut.
"Ternyata, ternak- ternak sapi itu sangat suka. Buatnya mudah, dari tumbuh- tumbuhan yang banyak di sini dan limbah. Baunya wangi karena ada tambahan tetes tebu," kata Didi.
Meski sudah ada makanan pengganti itu, ia tetap memberikan rumput ke hewan ternaknya namun dengan jumlah sedikit.
Didi menuturkan setelah memberi makanan tambahan, bobot seekor sapi yang sebelumnya hanya 180 sebelum diberikan wafer ternak, meningkat menjadi 245 kilogram.
"Tadinya saya beli seharga Rp 9 juta sekarang bisa laku Rp 15 juta," tuturnya. (*)