Di saat musim kemarau, Karmanto juga menjadi kuli bangunan.
Kelabang memang jarang ditemui pada musim kemarau.
Tribunjateng.com kemudian menemui Suwito (50), tetangga Karmanto dan Dika.
Warga Teguhan ini sudah sejak dua tahun lalu menjadi pengepul kelabang dari masyarakat setempat.
Menurut Suwito, kelabang yang telah terkumpul dari warga setiap 3-4 hari sekali disetorkan lagi ke pengepul besar.
Pengepul itu berada di Grobogan.
"Sekali menyetorkan ke bos saya biasanya belasan ribu. Minim 3.500 kelabang," ujar Suwito.
Apa sih manfaat atau digunakan untuk apa kelabang-kelabang tersebut?
Suwito mengaku juga tidak tahu persis manfaat lipan.
Mengutip bosnya, dia menyampaikan kelabang ini akan diolah menjadi campuran obat di China dan Korea.
"Tahunya untuk racikan obat. Obat apa? Saya juga tidak tahu. Saya hanya dibilang demikian," terangnya.
Berapa keuntungan Sawito dari setiap lipan yang dijual tersebut?
Dia enggan menjelaskan. tapi menyebut hasilnya cukup untuk membeli kelabang-kelabang lagi dari warga. (*)