"Saya tidak percaya ada people power.
Yang ada hanya mobilisasi massa saja," tegasnya.
Cak Nun bercerita saat pemerintahan Soeharto lengser, dirinya bergerilya dari desa ke desa lain.
"Saya ingin mengembalikan jati diri bangsa yang hilang dari desa.
Seperti budaya, seni, dan sosialnya.
Sebab dari Indonesia merdeka kami tidak pernah berpijak pada budaya sendiri.
Hanya copy paste dari budaya Barat," bebernya.
Sejatinya kerakusan atau haus kekuasaan tidak akan pernah bisa dilakukan oleh manusia.
Ia mencontohkan makanan yang berjajar ada dihadapannya, yang tidak mungkin bisa dimakan semuanya.
"Lihat makanan ini.
Dari belasan makanan yang ada di meja paling hanya dua atau tiga saja yang dimakan.
Sama halnya dengan kekuasaan," ucapnya.
Cak Nun melanjutkan, menjadi seorang pemimpin harus bisa melegakan semua kelompok masyarakat.
"Kalau bisa ada pemimpin yang mau menerapkan malati.
Tengah malam presiden ajak menterinya di bawah pohon untuk saling bersumpah.