Gara-gara Pilpres, Cak Nun Didatangi 7 Orang dari Mabes Polri Membicarakan Hal Ini

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan warga masyarakat Semarang dan Jamaah Maiyah tumpah ruah memadati Klenteng Sam Poo Kong dalam acara Sinau Bareng Cak Nun, Kiai Kanjeng Bersama Polda Jateng, Sam Poo Kong dan Tribun Jateng yang belangsung Kamis (18/4) malam.

TRIBUNJATENG.COM - Pendakwah Emha Ainun Najib atau Cak Nun mengaku telah didatangi sejumlah polisi dari Mabes Polri untuk membicarakan soal pemilihan presiden (pilpres).

Hal itu disampaikan Cak Nun saat berceramah di Jepara, Jumat (26/4/2019).

Video itu turut diunggah oleh channel YouTube Ariblothong Kiaikanjeng.

Bupati Talaud Sri Wahyumi Manalip Kena OTT KPK, Ditangkap saat Akan Berangkat Kunjungan Kerja

Cerita Gus Dur Pinjam Uang Rp 5 Juta Sebelum Wafat, Alissa Wahid Mbrebes Mili Saat Tahu Alasannya

PA 212 Gelar Ijtima Ulama Jilid Tiga Besok, Disebut Akan Bahas Kecurangan Pemilu

BREAKING NEWS : Tertimpa Pohon, Pengendara Motor Meninggal di Jalan S Parman Semarang

Mulanya, Cak Nun tampak akan mengakhiri ceramahnya.

Lalu ia bercerita soal pengalamannya yang didatangi oleh 7 polisi dari Mabes Polri.

Di atas panggung, ada pula Kapolres yang turut bersama dengan Cak Nun.

"Pak Kapolres, kemarin saya diliburkan sehari oleh manajemen setelah 7 hari kita keliling Jawa Tengah kemarin.

Sekarang keliling lagi karena saya dijadwal 7 orang tamu dari Mabes Polri," ujar Cak Nun.

Cak Nun lalu membeberkan soal apa yang dibicarakan dalam pertemuan mereka.

"Mereka mencoba menggali pengetahuan bagaimana keadaan rakyat kita dengan Pilpres ini.

Ada potensi untuk bertentangan apa tidak," tutur Cak Nun.

Setelahnya, Cak Nun lalu berkata bahwa apapun yang terjadi di pada Pilpres dan di Jakarta tidak akan berpengaruh untuk di kota-kota kecil.

"Jadi malam ini kita pastikan apa yang terjadi di Jakarta saya mohon dengan sangat, Jepara tidak ikut bergolak," ujarnya.

"Kita pastikan kita tidak ikut bertengkar.

Kita tidak ikut bentrok.

Kita tidak ikut apapun karena kita rakyat kecil di daerah kita tahunya menjaga keutuhan Republik Indonesia."

Sebelum berlangsung Pilpres, Cak Nun juga pernah berpesan untuk kedua calon presiden (capres).

Pesan itu dikemukakan Cak Nun melalui program Fakta di tvOne, Senin (15/4/2019),

Mulanya pembawa acara meminta pesan kepada Cak Nun dalam menghadapi masa tenang menjelang hari pencoblosan tiba.

Cak Nun menjelaskan bahwa masih banyak yang belum dewasa dalam berdemokrasi lantaran ia menilai perpecahan lebih tampak daripada persatuan.

Dia lantas berpesan dalam menghadapi pemilu nantinya masyarakat lebih memikirkan tentang kesatuan Indonesia.

"Kita lebih tampak perpecahannya daripada persatuannya.

Lebih tampak pecah belahnya dari pada keutuhannya.

Sehingga satu-satunya jalan kita berpikir yaitu Indonesia," ujar Cak Nun.

"Jadi mohon siapa saja yang ke TPS berpikirnya Indonesia dan memilih siapa pun dengan maksud, niat dan doa untuk Indonesia.

Jadi mudah-mudahan siapa pun yang baik untuk Indonesia itu yang dimenangkan oleh Tuhan dan oleh kita semua," sambungnya.

Selain itu, Cak Nun juga menyampaikan pesan kepada Jokowi dan Prabowo beserta seluruh jajarannya untuk tidak memikirkan soal menang dan kalah dalam Pilpres 2019.

Namun, Cak Nun meminta supaya kedua capres tersebut lebih memikirkan tentang masa depan rakyat.

"Mohon Pak Jokowi, Pak Prabowo, dan semua timnya juga berpikirnya itu Indonesia.

Bukan berpikir menang kalah dia.

Bukan berpikir kelompoknya tapi berpikir seluruh rakyat Indonesia," papar Cak Nun.

"Satu-satunya jalan cuma itu dan itu kan cuma beberapa hari kan," imbuhnya.

Kembali lagi, Cak Nun menegaskan bahwa seluruh partai politik (parpol) diharapkan untuk tidak memikirkan parpol masing-masing.

Melainkan, untuk lebih memikirkan tentang perbaikan bangsa.

Menurutnya, hal itulah yang bisa mendukung proses demokrasi supaya lebih matang.

"Kita berpikir Indonesia.

Syukur setelah itu kita dikasih jalan oleh Tuhan dan oleh diskusi kita bersama.

Untuk menemukan sebenarnya parpol Indonesia begini.

Bukan parpol PDIP yang untuk PDIP tapi PDIP bukan Indonesia.

Bukan Gerindra yang Gerindra tapi Gerindra yang Indonesia.

Mudah-mudahan besok ketemu," lanjutnya.

"Kalau besok ketemu maka semua institusi politik, semua lembaga-lembaga sosial apa pun yang mendukung proses demokrasi ini bisa lebih matang.

Lebih dewasa karena sekarang kita belum dewasa secara politik," tandasnya.

(TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Lambe Turah Miliki 20 Karyawan, Sang Pemilik asal Semarang Kerap Dapat Ancaman

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Ungkapkan Niatnya untuk Mundur, Terungkap Sumber Kekecewaannya

Heboh Viral Video Detik-detik Baku Tembak Penangkapan Kawanan Perampok di Jalan Yogya Purworejo

 

Berita Terkini