Ngaku Sering Diskusi di Kampus, Fahri Hamzah Justru Tertawa saat Disindir Haris Azhar

Penulis: Ardianti WS
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ngaku Sering Diskusi di Kampus, Fahri Hamzah Justru Tertawa saat Disindir Haris Azhar

Fahri Hamzah lantas menyebut jawabannya muter-muter agar romantis.

"Gini loh, kalau kita jalan-jalan muter-muter kan lebih romantis," katanya sambil tersenyum.

Najwa Shihab juga lantas tertawa.

Fahri Hamzah mengungkap selama ini presiden selalu menjawab akan perkuat KPK saat ditanya perihal pemberantasan korupsi.

"Maksudnya gini, saya tanya Presiden SBY dua kali, Presiden Jokowi selalu kalau ditanya gimana ini menyelesaikan korupsi ini, 'Kita perkuat KPK'."

"Pak Jokowi pernah diwawancara panjang, kita perkuat KPK, ini yang saya sebel," imbuhnya.

"Tapi waktu kita tanya, KPK independen enggak bisa kita ganggu."

Fahri Hamzah menuturkan selama ini presiden tak berani mengatakan batas waktu untuk benar-benar bisa memberantas korupsi.

"Loh ini presidensialisme, rakyat itu nyetrumnya sampean (presiden) kok," ujar Fahri Hamzah.

"Sebagai presiden kok enggak punya determinasi untuk mengatakan 5 tahun saya selesaikan korupsi, 2 tahun saya selesaikan."

Ia lantas menyebut akan memberantas korupsi dalam waktu satu tahun jika menjadi presiden.

"Saya kalau jadi presiden, setahun ini (korupsi) saya selesaikan," ujarnya.

Mendengar pernyataan tersebut, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGM, M Atiatul Muqtadir mengungkapkan mahasiswa berhak menagih janji presiden memberantas korupsi.

"Katanya presidensialisme, presiden sudah berjanji untuk memperkuat KPK, ya harusnya itu yang kita tagih janji presiden itu tahun 2014," kata Muqtadir.

"Maka ketika ada peraturan yang melemahkan KPK, wajar dong kalau kita tagih janjinya, ayo dong berani perkuat KPK sesuai janjinya, begitu Bung Fahri" ujar M Atiatul Muqtadir.

Fahri lantas mengatakan bahwa dengan revisi UU KPK membuat KPK semakin kuat.

"Presiden memiliki tanggungjawab memilih dewan pengawas KPK, sehingga KPK dalam bekerja berkoordinasi lembaga lain untuk bekerja, sehingga orkestra dipimpin oleh presiden, sehingga presiden yang memiliki kekuatan memberantas korupsi, karena ia dipilih rakyat dengan ongkos 25 triliun," ujarnya.

(*)

Berita Terkini