Barang yang dikumpulkan dibungkus plastik kemasan dan diberi label harga.
Harga yang dibanderol mulai Rp 1 ribu sampai Rp 5 ribu.
Uang hasil penjualan bazaar disumbangkan pada anak-anak yatim-piatu di Dusun Indrokilo.
"Selain membuka bazaar barang murah, para siswa juga membuka bazar kesehatan yakni pengobatan dan pemeriksaan gratis bagi seluruh penduduk Dusun Indrokilo dan kebanyakan diikuti penduduk lansia yang ingin mengetahui kadar gula darah, asam urat, dan tensi darah," terang Redy.
Pemeriksaan kesehatan tersebut bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ungaran.
Malam harinya, siswa bersama kadus melakukan kegiatan ramah-tamah dan pihak SMA Negeri 1 Ungaran menyumbangkan empat kipas angin untuk musala dan mesjid di Indrokilo.
Pada kesempatan tersebut juga memberikan santunan uang kepada anak yatim dan janda atau lansia.
Pada malam terakhir program live in, perwakilan siswa menyampaikan pengalamannya dan kesannya melakukan aktivitas sehari-hari warga Dusun Indrokilo setiap harinya.
Lalu pada hari terakhir, para siswa mebersihkan tepat ibadah di sekitar tempat tinggal mereka.
Mereka juga membersihkan lingkungan sekitarnya.
Siang harinya, pukul 10.00, para siswa kembali ke sekolah mengendarai angkutan umum yang biasa digunakan penduduk Dusun Indrokilo.
Purnama (17), siswa kelas XII mengungkapkan pengalamannya tinggal bersama warga Indrokilo.
Ia mengaku meskipun Indrokilo berada tak jauh dari pusat Kota Ungaran, namun masyarakatnya masih sangat sederhana dan memiliki karakter penduduk desa yang kental yang tak ia jumpai selama ini.
Selain itu, ia pun senang karena memiliki pengalaman membersihkan kandang sapi dan memberi makan sapi.
"Tinggal di sini tiga hari, saya mendapat banyak pengalaman dan pelajaran yang selama ini tidak saya dapat," ungkapnya.