TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Ratusan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Ungaran laksanakan program live in atau praktik belajar di Dusun Indokilo, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang selama tiga hari.
Mereka tinggal di homestay atau rumah tinggal sementara selepas diantar oleh pihak sekolah dan dititipkan pada masing-masing ketua Rukun Tetangga (RT).
Pada tiap rumah tanggal, dihuni sekitar empat orang.
Setelah para siswa meletakkan barang bawaan mereka di masing-masing kamar, mereka mulai berkenalan dengan orang tua angkat dari masing-masing rumah tinggal.
Disampaikan oleh Redy Hendriyatno, Wakil Kepala SMA Negeri 1 Ungaran Bidang Humas bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kehidupan di daerah, khususnya di desa.
Hal tersebut bertujuan agar para siswa memahami bahwa ada kehidupan yang berbeda dari kehidupan yang biasa dijalani para siswa.
• 1 Tahun Beli Mobil Pajero Tak Ada STNK dan BPKB, Kristina Gugat Dealer ke Pengadilan Negeri Semarang
• Bukit Elang Residence Launching Cluster Baru Tahap 4 Sasar Kaum Milenial
• Abaikan Bukti Visum, Susilo Laporkan Penyidik Polres Kendal ke Propam Polda Jateng
• Pemkot Pekalongan Siapkan Bantuan Rp 2,4 Miliar untuk Takmir, Guru TPQ Madin dan Penghulu non PNS
Selain itu, dampak positif yang lain ialah siswa dapat semakin memahami toleransi akan adanya keberagaman dalam hal budaya dan sosial di masyakat.
Diharapkan para siswa juga dapat memahami permasalahan masyarakat di daerah dan ke depannya setelah para siswa memiliki bekal keterampilan dan pengetahuan, dapat memberikan solusi atas permasalahan tersebut.
"Malam harinya anak-anak kumpul di rumah kepala dusun untuk beramah-tamah, keakraban dengan warga dusun Indrokilo sambil menikmati sajian musik dari siswa-siswi Smansa dan diakhiri dengan nonton film bersama," ungkap Redy Hendriyatno pada Jumat (27/9/2019) siang.
Redy melanjutkan, kegiatan hari kedua ialah para siswa mengikuti aktivitas orang tua angkatnya.
Mereka pergi ke sawah, pergi ke hutan, memerah nira, membuat gula aren, memerah susu sapi, memberi makan sapi, menjemur dan memilih biji kopi, hingga membersihkan kandang sapi.
Selepas membantu orang tua angkat mereka, saat sore hari para siswa mengadakan kegiatan bazaar di desa.
Mereka menjual barang yang bekas yang masih bagus.
Barang tersebut diperoleh dari hasil sumbangan para siswa dari masing-masing kelas.
Barang yang berhasil dikumpulkan antara lain baju, sepatu, tas, buku, alat tulis, dan lain sebagainya.