Sontak, si guru mengumumkan kepulangan murid-muridnya detik itu juga. Ilham dan puluhan kawannya jelas tidak sedang bergembira kendati boleh pulang lebih dini.
“Langsung pada kabur semuanya ke bawah. Saya siap-siap bawa tas, kasih tahu ke kelas-kelas lain kalau ada kebakaran,” ujar Ilham kepada Kompas.com, Senin.
Ia luput membawa serta dompetnya saking tergesa. Tangga darurat SMK Yadika 6 hanya punya satu akses naik-turun, yakni tangga yang letaknya di ujung gedung.
Sial, ketika dalam kondisi genting seperti kebakaran Senin lalu, keadaan ini jadi salah satu faktor penghambat evakuasi. Lorong gedung berjejalan tubuh manusia yang tentu tak dapat bersabar antre ingin selamat.
“Sudah tidak ada jalan lagi. Tangga untuk turun kan hanya ada 1 doang di kantin itu dan itu sudah penuh. Saya turun itu asap sudah parah, makin panik lagi.
• Sinopsis Film Frozen 2 Perjalanan Berbahaya Anna dan Elsa, Tayang Perdana di Bioskop Hari Ini
Setengah jam kemudian, saya sampai di bawah, api sudah sampai lantai tiga,” ungkap Ilham.
Saat Kebakaran “Kondisinya sekolah sudah penuh asap sampai ke lantai atas. Apinya sebetulnya baru di sini (ujung), tapi sudah menjilat-jilat sampai ke lantai 3.
Baru di sini yang terbakar tapi sudah sampai atas,” jelas Ahmad (17) kepada Kompas.com, Selasa (19/11/2019).
Ahmad adalah pemuda yang tinggal di sekitar SMK Yadika 6.
Ia turut bantu proses evakuasi selama 15 menit awal sejak kemunculan api. Menurut Ahmad, saat itu kepanikan mengudara di mana-mana.
Pemadam kebakaran belum juga tiba di muka sekolah.
Warga berjibaku memanfaatkan apa pun sumber air guna menjinakkan api dengan apa pun cara.
Semua pintu pagar rumah terbuka. Warga mengirim ember dari kamar mandi beberapa rumah di depan sekolah secara estafet.
Ada yang berinisiatif mengulur selang cuci steam bertekanan tinggi.
Sial, api masih terlalu digdaya.