BERITA LENGKAP : Susi dan Jonan akan Punya Jabatan Baru, Inilah Posisinya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Susi Pudjiastuti dan unggahan di Twitternya

Arya Sinulingga mengatakan posisi komisaris utama Inalum diganti dan penambahan dirinya juga sebagai komisaris.

"Pak Orias (dirut), untuk komisaris utama Pak Fajar Harry Sampurno diganti. Jadi saat ini Komutnya belum ada. Tapi komisaris, ada tambahan satu lagi, Arya Sinulingga," kata Arya menyebut namanya sendiri. Arya adalah mantan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin.

Terkait Susi Pudjiastuti, Arya tidak membantah juga tidak membenarkan kabar tersebut. Menurutnya Kementerian BUMN memang sedang mencari mantan menteri maupun wakil menteri untuk menduduki jabatan komisaris maupun direksi di perusahaan pelat merah.

“Kita cari untuk melengkapi BUMN kitalah. Yang cocok tapi ya, kalau enggak cocok jangan dipaksakan juga,” ujar Arya.

Susi Pudjiastuti yang dikonfirmasi mengenai dirinya akan menjadi bos Perum Perindo membantah. "Tidak," ujarnya melalui pesan singkat.

Tersingkir

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade mengatakan bahwa rencana penunjukan ketiga mantan menteri tersebut tidak masalah.

Ketiga mantan menteri itu merupakan orang-orang yang memiliki latar belakang profesional.

“Menurut saya enggak ada masalah, kalau mereka profesional, punya kemampuan,” ujar Andre.

Andre mengatakan Ignatius Jonan pernah menjadi dirut KAI. Ia sukses mentransformasikan KAI sehingga bisa menjadi seperti sekarang.

Lalu kemudian Rudiantara yang pernah menjadi direksi PLN dan Komisaris utama Semen Indonesia. Terakhir Susi yang berhasil membangun berbagai perusahaan salah satunya Susi Air.

“Mereka sangat punya kapasitas, jadi wajar apabila masih dipercaya memegang perusahaan negara. pak Jokowi pernah bekerjasama dengan mereka dan masih dipercaya,” katanya.

Meskipun kata Andre rencana penunjukan ketiganya menjadi bos BUMN ada muatan politisnya. Yakni, mereka tidak masuk kembali ke kabinet pemerintahan. Mereka tersisih di periode kedua pemerintahan Jokowi karena tidak memiliki beking yang kuat dari Parpol.

“Kabinet kan dekat dengan dukungan politik. Mereka tidak punya dukungan politik, mereka merupakan profesional sehingga pesiden sulit mempertahankan mereka. Meskipun mereka tidak jadi menteri, tapi positifnya mereka punya kemampuan, jadi tidak ada masalah,”katanya.

Justru menurut Andre lebih tepat menunjuk para mantan menteri ketimbang Ahok. Selain jauh dari kontroversi, para menteri sudah terbukti kinerjanya. “Ahok saja diberi kesempatan, mengapa mereka tidak,” pungkasnya.

Halaman
123

Berita Terkini