Berita Semarang

Longsor di Ngaliyan: Kuasa Allah, Rumah Sugito Aman dari Batu Wadas Berkat Pohon Kelengkeng

Penulis: iwan Arifianto
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sugito (55) di samping pohon Kelengkeng yang mampu menahan material batu wadas sehingga tidak menghantam rumahnya, di Tambakaji, Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (13/2/2020).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Entah apa yang terjadi jika tidak ada pohon kelengkeng setinggi 2 meter di seberang rumah Sugito.

Kemungkinan batu wadas setinggi 3 meter dengan diameter seluas 6 meter bakal meluncur deras ke dalam rumahnya.

"Tentu ini kuasa Allah SWT, jadi rumah saya aman karena pohon kelengkeng yang ditanam oleh warga sekira dua tahun lalu bisa menahan material longsoran berupa batu wadas," tuturnya Kepada Tribunjateng.com, Kamis (13/2/2020).

Sembari Buka Masker, Lucinta Luna: Saya Ayluna Putri Minta Maaf pada Teman-teman Artis

Nama dan Status Gender Lucinta Luna Sudah Diputuskan Pengadilan, dari Fatah jadi Ayluna Putri

Terungkap Misteri Makam Angker Usia 117 Tahun di Tepi Jalan Pontianak, Ternyata Tokoh Penting

INFO PENTING! Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah Februari-Juli Ini

Kisah Anak Indonesia Eks ISIS di Suriah Hidup Tanpa Arah, Orangtua Hilang saat Serangan Roket

Sebelumnya di wilayah tersebut, Rt 12 Rw 1 Kelurahan Tambakaji Ngaliyan Semarang telah terjadi tebing longsor setinggi 30 meter dengan sepanjang 100 meter, Kamis (13/2/2020) pukul 05.30 WIB.

Beruntung bawah tebing terdapat tanaman obat keluarga (Toga) yang ditanam oleh warga setempat satu di antaranya pohon kelengkeng tersebut.

Tampak kondisi pohon kelengkeng masih kokoh, hanya sedikit merunduk ke samping karena dihantam batu wadas.

Sugito menuturkan akibat longsoran itu atap rumahnya bagian depan yang terbuat dari asbes mengalami kerusakan sepanjang 3 meter. Pagar besi rumahnya juga rusak sepanjang 2 meter.

Reaksi Pelatih Timnas Shin Tae-Yong Saksikan Bonek di Laga Bhayangkara FC Vs Persebaya 

"Kerugian saya perkirakan Rp 500 ribu, namun yang penting kami sekeluarga selamat," katanya.

Sugito mengatakan pagi itu beraktifitas seperti hari biasa, namun dia merasakan berbeda ketika mendengar suara longsoran kerikil sekira pukul 05.00.

Setelah itu, dia keluar rumah dan mengecek ternyata benar di sisi kanam dan kiri tebing memang terjadi longsoran kecil berupa kerikil.

"Setelah itu saya panggil para tetangga untuk keluar rumah agar waspada dan mengosongkan rumah," terangnya.

Tebing setinggi 30 meter longsor, namun tebing tersebut masih mengancam 60 jiwa yang bermukim di bawah tebing di RT 12 RW 01 Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (13/2/2020). (Tribun Jateng/Iwan Arifianto)

Sugito mengatakan tidak berselang lama longsoran besar terjadi. Dia dan para tetangga kompak mengucapkan takbir.

"Kami langsung teriak Allahuakbar, dan menjauh dari lokasi," jelasnya.

Tebing setinggi sekira 30 meter longsor, namun tebing tersebut masih mengancam 60 jiwa yang bermukim di bawah tebing di RT 12 RW 01 Kelurahan Tambakaji Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (13/2/2020). (Tribun Jateng/Iwan Arifianto)

Sugito menerangkan tebing tersebut telah longsor sebanyak dua kali, pertama terjadi 1,5 tahun yang lalu. Namun material longsor tidak separah sekarang.

"Kami harapkan semoga di wilayah ini di bangun semacam talud agar kami setidaknya sedikit merasa aman," katanya.

Halaman
12

Berita Terkini