TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Entah apa yang terjadi jika tidak ada pohon kelengkeng setinggi 2 meter di seberang rumah Sugito.
Kemungkinan batu wadas setinggi 3 meter dengan diameter seluas 6 meter bakal meluncur deras ke dalam rumahnya.
"Tentu ini kuasa Allah SWT, jadi rumah saya aman karena pohon kelengkeng yang ditanam oleh warga sekira dua tahun lalu bisa menahan material longsoran berupa batu wadas," tuturnya Kepada Tribunjateng.com, Kamis (13/2/2020).
• Sembari Buka Masker, Lucinta Luna: Saya Ayluna Putri Minta Maaf pada Teman-teman Artis
• Nama dan Status Gender Lucinta Luna Sudah Diputuskan Pengadilan, dari Fatah jadi Ayluna Putri
• Terungkap Misteri Makam Angker Usia 117 Tahun di Tepi Jalan Pontianak, Ternyata Tokoh Penting
• INFO PENTING! Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan Bermotor di Jawa Tengah Februari-Juli Ini
• Kisah Anak Indonesia Eks ISIS di Suriah Hidup Tanpa Arah, Orangtua Hilang saat Serangan Roket
Sebelumnya di wilayah tersebut, Rt 12 Rw 1 Kelurahan Tambakaji Ngaliyan Semarang telah terjadi tebing longsor setinggi 30 meter dengan sepanjang 100 meter, Kamis (13/2/2020) pukul 05.30 WIB.
Beruntung bawah tebing terdapat tanaman obat keluarga (Toga) yang ditanam oleh warga setempat satu di antaranya pohon kelengkeng tersebut.
Tampak kondisi pohon kelengkeng masih kokoh, hanya sedikit merunduk ke samping karena dihantam batu wadas.
Sugito menuturkan akibat longsoran itu atap rumahnya bagian depan yang terbuat dari asbes mengalami kerusakan sepanjang 3 meter. Pagar besi rumahnya juga rusak sepanjang 2 meter.
• Reaksi Pelatih Timnas Shin Tae-Yong Saksikan Bonek di Laga Bhayangkara FC Vs Persebaya
"Kerugian saya perkirakan Rp 500 ribu, namun yang penting kami sekeluarga selamat," katanya.
Sugito mengatakan pagi itu beraktifitas seperti hari biasa, namun dia merasakan berbeda ketika mendengar suara longsoran kerikil sekira pukul 05.00.
Setelah itu, dia keluar rumah dan mengecek ternyata benar di sisi kanam dan kiri tebing memang terjadi longsoran kecil berupa kerikil.
"Setelah itu saya panggil para tetangga untuk keluar rumah agar waspada dan mengosongkan rumah," terangnya.
Sugito mengatakan tidak berselang lama longsoran besar terjadi. Dia dan para tetangga kompak mengucapkan takbir.
"Kami langsung teriak Allahuakbar, dan menjauh dari lokasi," jelasnya.
Sugito menerangkan tebing tersebut telah longsor sebanyak dua kali, pertama terjadi 1,5 tahun yang lalu. Namun material longsor tidak separah sekarang.
"Kami harapkan semoga di wilayah ini di bangun semacam talud agar kami setidaknya sedikit merasa aman," katanya.
Hasil pantauan Tribunjateng.com, longsoran tanah oleh warga belum dibersihkan secara keseluruhan..
Bahkan tampak batu wadas setinggi 3 meter dan berdiameter sekira 6 meter masih utuh berada di seberang rumah milik Sugito.
"Kami sengaja belum membersihkan material longsoran secara menyeluruh tujuannya sebagai penahan jika ada longsor susulan," kata Ketua RT 12 Tambak Aji, Malik Iskandar kepada Tribunjateng.com.
Malik menuturkan kini warga sekitar yang menghuni di 15 rumah meningkatkan kewaspadaan diri.
Rencananya ketika hujan deras turun dan ditemui tanda-tanda longsoran susulan seperti runtuhan material berupa kerikil, maka pihaknya segera memerintahkan warga untuk segera mengungsi.
"Kami mulai dari sekarang sudah memberlakukan sistem ronda, tujuannya untuk memantau tebing ini,sebab dapat dilihat tebing sudah retak-retak. Kami tidak mau mengambil resiko terhadap keselamatan warga, " jelasnya.
Sudah didatangi BPBD
Dikatakan Sugito berbagai pihak sudah mendatangi lokasi longsoran seperti dari BPBD Kota Semarang, Dinas PU Kota Semarang , Polsek Ngaliyan dan lainnya.
"Namun hanya sebatas tinjauan semoga ada tindak lanjut seperti langkah strategis dari Pemkot berupa pembuatan talud agar warga sekitar dapat merasa nyaman dan tidak was-was lagi tinggal di rumah sendiri," pintanya.
Sementara Kelompok Siaga Bencana (KSB) Kelurahan Tambakaji, Dimas menuturkan tebing tersebut memang rawan longsor, sebelumnya pernah terjadi longsor pada setengah tahun yang lalu. Namun tidak sampai ke rumah warga.
"Berarti ini untuk kedua kalinya, beruntung tidak ada korban jiwa hanya saja merusak rumah milik seorang warga," terangnya. (Iwn)
• Sempat Hilang, Siswa SMP Ditemukan Tewas Masih Kenakan Batik Sekolah di Kali Pucang Sidoarjo
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Ayah Ustadz Yusuf Mansur Meninggal
• Ganjar Gelar Sayembara Desain Pembangunan MAJT di Magelang, Disiapkan Hadiah Ratusan Juta
• BREAKING NEWS: Tebing Setinggi 30 Meter Longsor di Ngaliyan Semarang, 60 Jiwa Terancam