TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ratusan pengunjung meramaikan nonton bareng (nobar) film Jejak Langkah Dua Ulama yang digelar sekira pukul 21.00 di Auditorium Universitas Muhammadiyah Kudus (Umku), Selasa (25/2/2020).
Tak hanya masyarakat dari kalangan Muhammadiyah, tokoh masyarakat dari Nahdlatul Ulama (NU) pun turut hadir.
Plt Bupati Kudus, HM Hartopo senang, film tersebut untuk pertama kalinya dapat membuat dua organisasi Islam Muhammadiyah dan NU nampak hubungannya semakin erat.
• Fenomena Banyak Pelajar Pati dan Jepara Meninggalkan Rumah Demi Menjadi Anak Punk Jalanan Pantura
• Pasien dalam Pengawasan Corona Meninggal, RSUP Kariadi Semarang: Saat Dirawat di Ruang Isolasi ICU
• Seruan Moral Profesor Unnes, Prof Suyahmo Berkeberatan Namanya Dicatut, Bakal Ajukan Tuntutan
"Ini baru pertama kalinya saya melihat dua organisasi Islam bisa kumpul bersama melihat bagaimana persahabatan dua ulama besar dari NU dan Muhammadiyah," jelas dia, dalam sambutannya.
Dia mengapresiasi, kehadirannya film tersebut untuk bisa mengingatkan kembali bagaimana dua organisasi itu terbentuk.
Tidak hanya menjadi organisasi yang menyebarkan Islam saja, tetapi berperan dalam melawan penjajahan dan merebut kemerdekaan.
"Memang dua organisasi ini tipenya beda, tapi tujuannya sama yakni untuk menegakkan agama Islam dan menjaga keutuhan bangsa," ujar dia.
Dia berharap, film tersebut dapat menginspirasi warga masyarakat untuk ikut serta menjaga keutuhan bangsa dan negara.
Sehingga perjuangan para ulama dalam sejarah tersebut tidak sia-sia karena generasi penerusnya hingga kini masih mengobarkan nilai-nilai semangat yang sama.
"Dua tokoh ulama besar ini bisa menjadi inspirasi, sekaligus introspeksi diri."
"Kedua organisasi ini ibarat sayap garuda yang memiliki semangat sama menjaga keutuhan bangsa," jelas dia.
• Nyaris Tanpa Tinggalkan Jejak, 100 Bal Rokok Gudang Kaliwungu Kendal Digasak, Dijual ke Temanggung
• Jodi Ditangkap BNNP, Lagi Transaksi di Pedurungan Semarang, Pengendali Napi Lapas Kedungpane
• Ade Mendadak Sulit Dihubungi, Padahal Korban Menikah Seminggu Lagi, DP Rp 42 Juta Lenyap
Wakil Ketua PCNU Kabupaten Kudus, Agus Hari Ageng yang hadir menonton bareng film itu mendapatkan kesan yang mendalam.
Dia bisa melihat bagaimana keikhlasan dua ulama besar itu dalam berdakwah, di tengah persoalan-persoalan.
"Dua ulama ini tinggal pada situasi yang berbeda, jadi pola pendekatannya berbeda," ujar dia.
Menurutnya, dua organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Muhammadiyah dan NU itu tidak ada persoalan dalam sisi ilmu dan perjuangan.
Sehingga, dia ingin tidak ada lagi sekat antara Muhammadiyah dan NU karena keduanya memiliki tujuan yang sama.
"Selama ini sebenarnya kami ini bersama, meskipun bajunya berbeda."
"Makanya sekarang marilah lupakan baju untuk kembali lagi bersama memajukan bangsa," jelas dia.
• Oei Min Gie Akui Jual Kosmestik Tanpa Izin Edar, Terancam Pidana 10 Tahun Penjara
• Datangkan Tiga Pemain Lagi, Langsung Gabung Latihan Persijap Jepara, Ini Sosok Mereka
• Tiga Pasien Pengawasan Corona RSUP Kariadi Semarang, Agoes Poerwoko: Hasilnya Negatif
Sementara itu, Pimpinan Muhammadiyah Kudus, Ahmad Hilal Madjdi berharap penontonnya bisa bergembira dan mendapatkan inspirasi dari jejak langkah dua ulama besar ini.
Menurutnya, NU dan Muhammadiyah merupakan dua sayap garuda yang harus beriringan satu sama lain.
"Dua organisasi Islam ini punya tujuan yang baik untuk kemaslahatan Islam dan bangsa serta negara," kata dia.
Perbedaan antara NU dan Muhammadiyah, kata dia, tidak perlu dibesarkan karena pada dasarnya para pendiri terdahulu pun tidak pernah menyoal hal tersebut.
"Yang berbeda tidak usah diulik-ulik, pada prinsipnya kami sama berada untuk kepentingan umat," jelas dia. (Raka F Pujangga)
• Nagita Slavina Peluk Suami Sambil Bawa Testpack, Begini Reaksi Raffi Ahmad
• Peringatan Dini BMKG: Berlaku Hingga Kamis, Jateng Diguyur Hujan Ekstrem, Ini Data Lengkapnya
• Sasar ATM SPBU Semarang, Dafrisman Selipkan Korek Api di Lubang Mesin, Sebelum Tukar Kartu Korban