TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - TrackingSpace Slawi yang belum lama ini diresmikan oleh Bupati Tegal, Umi Azizah, dihadirkan bagi para pelaku UMKM, milenial muda, wirausahawan muda, untuk saling sharing informasi dan bertemu dengan rekan bisnisnya.
Tidak hanya itu, tempat ini juga bisa digunakan sebagai lokasi workshop seperti yang diadakan pada Sabtu (7/3) yang lalu.
Mengusung tema “Success story working in Coworking Space," pada workshop kali ini menghadirkan Edi Kurniawan sebagai narasumber (pembicara).
• Gagal Rampok Mobil, Begal Jerat Leher Driver Grab Boyolali Pakai Kabel USB dan Tusuk Perut Sisi Kiri
• Janda Sebatangkara Meninggal di Kamar Mandi, Sempat Digigit Biawak, Baru Dapat Arisan PKK 600 Ribu
• BREAKING NEWS : 7 Santri dan Kiai Brati Grobogan Tenggelam di Bekas Galian C, Dikabarkan 5 Tewas
• Kamu Mau Apa? Tanya Wiyono pada Pencuri yang Masuk ke Rumahnya di Jaten Karanganyar
Edi (30) sendiri merupakan wirausahawan asal Kagok Slawi yang kini sukses menjalankan bisnisnya di bidang pengembangan teknologi informasi (TI) di Jakarta.
Terhitung ada lima perusahaan TI yang ia jalankan baik sebagai komisaris maupun direkturnya.
Pria lulusan STIMIK Jakarta yang juga jebolan SMK Islamiyah Adiwerna jurusan teknik mesin ini, banyak memberikan motivasinya tentang berwirausaha kepada kurang lebih 40 peserta yang hadir.
"Dengan niat, kemauan, dan komitmen, segala hal yang diinginkan pasti terwujud.
Ketiganya menjadi modal dasar yang harus dimiliki seseorang untuk berwirausaha," ujar Edi, dalam siaran pers yang diterima Tribunjateng.com, Minggu (8/3).
Di tengah kesibukannya, Edi menawarkan diri untuk menjadi mentor bagi siapapun kaum muda di Kabupaten Tegal, yang ingin mencoba merintis dan membangun usahanya di bidang TI.
Selain mengapresiasi ide Bupati Tegal, Umi Azizah, yang telah mengadirkan fasilitas ruang kerja bersama ini, Edi berkeinginan mendonasikan waktu dan membagi keilmuannya dengan memanfaatkan TrackingSpace, sebagai episentrum penumbuhan wirausahawan muda.
“Dari tempat ini kita bisa membangun komunitas start-up.
Kita kembangkan bersama supaya bisa besar, dan saya minta komunitas ini jangan kebanyakan konsep nanti malah tidak jalan.
Just do it, kerjakan yang bisa dikerjakan dulu, Insyaallah rejeki akan mengikuti," jelasnya.
Terkait konsep yang akan dikembangkan, Edi menuturkan, konsep tersebut tinggal dipilih, apakah itu membuat konsep baru atau mengembangkan konsep yang sudah ada.
Jika ingin mengembangkan konsep yang sudah ada, maka harus dicari sisi uniknya dengan membuat sisi keunikan yang lain.
Adapun komunitas start-up yang dimaksud tidak harus spesifik pada pengembangan TI, tapi bisa usaha mikro dan kecil yang memanfaatkan TI untuk branding dan pemasaran.
“Kalau perusahaan sekelas Iphone saja tempat memulai usahanya dari garasi rumah, apalagi kalian yang sudah diberikan tempat sebagus dan sebaik ini tentu hasilnya akan lebih dahsyat," tuturnya.
Di hadapan peserta yang hampir semuanya millenials, Edi mempraktikkan teknik coding untuk aplikasi mobile IOS dan Android secara live, serta mengenalkan aplikasi Google Bussiness.
Mengakhiri sesi pada hari itu, Edi mempersilahkan para peserta menentukan materi untuk kelas selanjutnya yang disesuaikan dengan kebutuhan. (dta)
• Dewan Minta Pemkot Semarang Sikapi Kenaikan Harga, Mualim : Tekan Melalui Operasi Pasar
• Warga Banjarnegara yang Diisolasi di RSUD Margono Dinyatakan Negatif Virus Corona
• Wabah Virus Corona, Direktur PIP Semarang : Berdampak ke Sektor Ekonomi Khususnya Pelayaran
• Wakil Bupati Blora Arief Rohman Resmikan Rintisan Wisata Edukasi Kebun Anggur Wekab