TRIBUNJATENG.COM - Ridwan Kamil Bocorkan 4 Klaster Sebar Virus Corona, Warga Jateng Meninggal Tertular Klaster Bogor.
Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat, hingga Selasa pukul 14.05 WIB, mencatat ada 59 orang dinyatakan positif, sembilan di antaranya meninggal dunia.
Sementara Pasien Dalam Pengawasan sebanyak 377 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 1.620 orang.
• Penggali Kubur yang Layani Keluarga Presiden Jokowi Justru Protes Jika Dibayar, Ini Alasannya
• Hari Ini Masuk Bulan Syaban, Ini Jadwal Malam Nisfu Syaban, Malam Perdamaian, dan Hukum Puasa Syaban
• Cerita Driver Ojol di ILC Soal Mbak Semalam yang Pesen Makan, Audiens Langsung Bertepuk Tangan
• Pasien Positif Corona di Semarang Naik, Hendi : Kalau Beli Makan atau Belanja Delivery Aja
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, dari hasil penelusuran sementara, ada empat kegiatan yang diduga menjadi sumber penyebaran.
Yakni, klaster seminar Anti Riba di Bogor, klaster seminar Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Hotel Aston Bogor, klaster Seminar GBI di Lembang dan klaster Musda Hipmi Karawang.
"Kami menemukan ada pola persebaran. Lebih dari tujuh orang terpapar positif adalah orang yang datang ke acara Musda Hipmi pada 9 Maret di Karawang, termasuk Bupati karawang terpapar positif.
Klaster acara ekonomi syariah itu juga sudah kami temukan daftar," ungkap Emil, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Kota Bandung, Selasa (24/3/2020).
Ia melanjutkan, pasien positif juga ditemukan dalam acara seminar GBI di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Bahkan, acara tersebut diikuti sekitar 2.000 peserta.
"Acara keagamaan di Lembang itu juga ada yang positif di acara tersebut sehingga kami imbau kepada para peserta seminar GBI di Lembang agar segera melaporkan juga kepada Dinkes setempat untuk tes di rapid test yang kami sudah siap.
Bahkan saya dengar pesertanya ada 2.000 orang dibagi empat sesi seminar," katanya.
Namun, Emil tak menjelaskan secara rinci soal jumlah peserta yang hadir dan jumlah orang yang telah dinyatakan positif dari empat kegiatan tersebut.
"Nah, dua acara di Bogor, satu di Lembang dan satu di Karawang ini adalah temuan dari hasil tes mandiri yang dilakukan sejak delapan hari lalu," paparnya.
Untuk mengantisipasi kian menyebarnya wabah corona, Emil mengatakan Pemprov Jabar telah menyiapkan proaktof tes di sejumlah daerah secara masif. Objek yang diperiksa dibagi dalam tiga kategori.
"Kategori A mereka yang berstatus ODP PDP dan lingkaran keluarga, pertemanan, dari para pasien masuk kategori A.
Mulai besok akan dites faskes di rumah sakit yang sudah ditentutkan. Jadi yang prioritas hari esok di Jabar adalah melakukan rapid test secara masif kepada kategori A," ungkapnya.
Sementara kategori B merupakan warga yang profesinya punya interaksi sosial yang intens seperti petugas transportasi, para ulama, pejabat publik, pedagang dan lainnya. Ada pun kategori C adalah mereka yang memiliki gejala mirip Covid-19.
"Ini yang diberikan pilihan tes yang sangat baik dan jauh dari interaksi fisik sehingga kemungkinan dilakukan di lapangan terbuka, termasuk parkir stadion yang disiapkan seperti halnya di Si Jalak Harupat atau Stadion Patriot Bekasi," papar Emil.
Ia berharap tes masif itu bisa selesai tempat waktu agar menjadi bahan analisa peta sebaran Covid-19 di Jabar.
"Kami berharap dengan hasil tes ini yang berdasarkan undangan dan analisa itu akan menghasilkan peta persebaran yang terukur di hari Jumat atau Sabtu.
Sehingga hasilnya kita bisa mengambil keputusan apakah bekerja bersekolah di rumah dilanjutkan satu minggu atau bisa kembali lagi ke sekolah dan bekerja dengan berjaga jarak.
Kami berharap hasil rapid test ini bisa didapatkan dengan hasil yang nyata dan transparan," jelasnya. (*)
KLaster Bogor Meninggal
Pasien kedua positif corona di RSUD Dr Moewardi Solo meninggal merupakan klaster Bogor terakhir.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani menyebut pasien itu meninggal pada Selasa (24/3/2020).
"Tadi pagi pemakamannya," kata Ahyani, Rabu (25/3/2020).
Almarhum berjenis kelamin laki-laki.
Pasien kedua ini dirawat di RSUD Dr Moewardi setelah teman sekamarnya, warga Semanggi meninggal pada Rabu (11/3/2020).
Saat ini, dilansir dari laman corona.jatengprov.go.id pada pukul 15.55, ada 4 pasiean positif corona yang dirawat RSUD Dr Moewardi.
Sementara untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Solo terdapat 22 pasien.
13 PDP dirawat di RSUD Dr Moewardi, 3 PDP dirawat di RS dr Oen Solo, 2 PDP di RS PKU Muhammadiyah Solo, dan 4 PDP di RS Kasih Ibu.
Sementara, Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini jumlahnya 75 orang.
Mereka menjalani karantina mandiri untuk tidak diperkenankan keluar rumah.
Katanya, mereka selama menjalani masa karantina mendapat pasokan logistik.
"Kalau kendala ya biasanya yang teman-teman ODP itu aja."
"Tapi sepertinya sudah ada kemajuan kemarin tidak seperti yang sebelum-sebelumnya," kata Ahyani.
Dikebumikan SOP Corona
Sementara itu, Lurah setempat mengatakan pasien positif corona yang meninggal di RSUD Dr Moewardilangsung dikebumikan sesuai SOP pasien corona.
Namun, pasien kedua ini bukan merupakan warganya.
Hanya saja memiliki hubungan suami - istri dengan warganya, yang sempat ramai diberitakan membantu pernikahan warga.
"Meninggal pukul 17.00 WIB, dapat kabar itu," katanya.
Pemakaman dilakukan sesuai standar pasien corona yakni langsung dimakamkan dan tidak mampir ke rumah.
PDP Solo Meninggal Seusai dari Luar Negeri
Sepulang dari negara dengan jumlah kasus Corona atau Covid-19 terbanyak di dunia, yakni Italia dan Prancis, warga Kota Solo meninggal dunia, Rabu (25/3/2020).
Warga berjenis kelamin pria yang berumur 38 tahun itu mengalami gejala batuk, pilek, dan demam.
Hal itu terungkap dari Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo setelah pihaknya menerima laporan tentang warganya meninggal dunia.
Berdasar laporan yang didapatkannya warga tersebut memiliki riwayat perjalanan di luar negeri dari Prancis dan bekerja pada sebuah kapal di Italia.
Mengingat di Prancis, ada puluhan ribu orang dinyatakan positif Corona, begitu juga Italia yang setiap hari ratusan pasien Covid-19 meninggal dunia.
"Menurut informasi dari masyarakat, warga tersebut baru saja pulang dari Prancis," tutur Rudy di Rumah Dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung, Jalan Slamet Riyadi.
Dikatakan, warga tersebut sempat mengeluh batuk, pilek, dan demam sepulang dari Prancis, sehingga sempat memeriksakan kesehatannya di sebuah rumah sakit swasta Kota Solo.
"Dia sudah periksa, karena badannya merasa panas, dia lantas periksa di sebuah rumah sakit swasta," kata Rudy.
"Belum sempat melakukan uji swab (air liur) tapi sudah meninggal dunia," imbuhnya membeberkan.
Lebih lanjut dia menjelaskan, lantas dikebumikan dengan menggunakan protokol pemakaman jenazah pasien Covid-19.
"Karena dari luar negeri, dari Prancis, sehingga dilakukan penjemputan untuk pemakamannya," jelas Rudy.
"Perlakuannya sama, prosesi sama, tidak ada layatan, langsung dijemput, langsung dibawa ke lokasi pemakaman," tambahnya.
Tak hanya itu, orang nomor satu di Solo itu pun menerangkan ada warganya yang pulang dari Taiwan.
"Pulang dari Taiwan langsung kita minta untuk melakukan karantina mandiri," aku dia.
Bahkan dia sudah menugaskan secara khusus petugas puskesmas untuk memantau secara intensif setiap hari.
"Saya minta warga yang pulang dari luar negeri untuk karantina mandiri sebelum petugas kesehatan datang ke sana, tidak boleh keluar dulu," tandasnya.
UPDATE
Pemerintah terus memperbaharui data kasus virus corona atau Covid-19.
Berdasarkan data di Kementerian Kesehatan, di Jawa Tengah ada penambahan dua pasien positif pada Kamis (26/3/2020).
Sebelumnya, pada Rabu (25/3/2020) jumlah pasien positif Covid-19 ada 38 orang yang tersebar di sejumlah rumah sakit di Jateng.
Karena ada penambahan dua pasien positif, sehingga total ada 40 yang dinyatakan positif.
Sementara, jumlah pasien corona meninggal juga bertambah dua yang awalnya empat.
Sehingga total ada enam orang meninggal.
Belum ada keterangan resmi dari Pemprov Jateng.
Pernyataan resmi melalui satu pintu yakni Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo atau pejabat yang ditunjuk.
Laman resmi pemprov di corona.jatengprov.go.id juga belum diperbaharui.
Data Sebelumnya
Sebelumnya sudah diberitakan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengabarkan pasien terkonfirmasi positif virus melonjak dua kali lipat dari hari sebelumnya.
Dari semula 19 orang, menjadi 38 orang.
Gubernur secara khusus meminta bupati wali kota memperketat pengawasan di wilayah masing-masing.
Berikut daftar pasien positif corona baru:
RSUD Moewardi Solo 1 orang
RSUP Dr Kariadi Semarang 2 orang
RS Wongsonegoro Semarang 4 orang
RSUD Goeteng Purbalingga 3 orang
RSUD Cilacap 1 orang
RSUD Banyumas 3 orang
RS Kardinah Tegal 1 orang
RSUD Soediran Wonogiri 1 orang
RS Sudjono Magelang 2 orang
RSUD Setjonegoro Wonosobo 1 orang
Jadi total di Jawa Tengah saat ini positif virus corona berjumlah 38 orang.
Pasien yang dirawat 34 orang, dan empat telah meninggal dunia.
Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 2.858 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 257.
Ganjar mengatakan, penambahan pasien yang sangat signifikan ini harus menjadi perhatian serius.
Masyarakat harus semakin waspada dan mengikuti himbauan pemerintah untuk berdiam di rumah.
“Jangan menyepelekan, jangan merasa kuat dan sehat lalu berbuat semau sendiri tanpa mengindahkan himbauan pemerintah."
"Boleh jadi anda kuat, anda sehat, atau imun anda bagus, sehingga meskipun tertular anda tidak merasakan gejala sakit."
"Tapi ketahuilah, anda tetap bisa menularkan virus ini pada orangtua, isteri, suami, dan anak-anakmu,” katanya, sesuai siaran pers, Rabu (25/3/2020).
Pantau Pemudik Lebih Awal
Ganjar juga mencermati pergerakan warga perantauan dari Jateng yang mempercepat mudik ke kampung halaman.
Ia menyebut telah ada 80 bus membawa 1776 penumpang dari Jakarta ke Jepara.
Juga terjadi peningkatan penumpang dari Jabodetabek yang turun di terminal-terminal di Jateng.
Misalnya pada 22 Maret di terminal Bulupitu Purwokerto ada 2.323.
Penumpang turun dan di Terminal Giri Adipura Wonogiri ada 2.625 penumpang.
Situasi yang sama juga terjadi di terminal Cepu, Pemalang, kebumen, Wonosobo, Cilacap, dan lainnya.
Ia meminta para Bupati dan Wali Kota lebih tegas dan ketat dalam menerapkan protokol kesehatan.
“Data setiap perantau yang pulang, cek kesehatannya, dan pantau terus."
"Protokol yang sama juga harus diterapkan di level desa, bahkan RT dan RW,” tekannya.
Para kepala daerah juga dipersilahkan jika memang harus menutup tempat-tempat yang berpotensi menciptakan kerumunan seperti alun-alun, objek wisata, pantai dan sebagainya.
Juga melarang setiap bentuk aktifitas massal seperti peribadatan dan resepsi pernikahan.
“Bapak ibu, sekarang ini sudah terlalu banyak korban jatuh."
"Bahkan tak sedikit tenaga medis yang berguguran."
"Karena itu, sayangi dirimu, sayangi keluargamu, bersama kita patuhi himbauan pemerintah, agar tidak semakin banyak air mata tertumpah."
"Semoga pageblug ini segera bisa kita lalui,” tutupnya. (*/tribunjateng)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul Ridwan Kamil Sebut 4 Kegiatan Ini Jadi Pola Sebaran Baru Covid-19 di Jabar
• Kesaksian Tetangga Teroris di Subah Batang: Mereka Tak Mau Jumatan Jika Imamnya PNS
• Pemuda Brebes Meninggal di Mess Karyawan di Semarang, Sempat Mengeluh Sakit Perut dan Muntah-muntah
• Sambil Ciumi Bendera Merah Putih, Bupati Banjarnegara Ajak Tenaga Medis Jihad Lawan Virus Corona
• Dalam Semalam, 2 Minimarket di Demak Dirampok, Pelaku Bawa Senjata Api Todong ke Karyawan Toko