Berita Viral

Akun Medsos Penolak Pemakaman Jenazah Perawat di Ungaran Diserang Netizen

Penulis: Adelia Sari
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM - Akun Facebook diduga sosok penolakan jenazah perawat di Ungaran menjadi bulan-bulanan netizen Semarang.

Banyak netizen yang menghujat dan menyebarkan akun tersebut di sejumlah grup Facebook.

Pemilik akun tersebut diduga sosok yang keras menolak pemakaman jenazah seorang perawat RSUP Karyadi yang terpapar Covid-19.

Saat itu jenazah rencananya akan dimakamkan di TPU Siwarak, Suwakul, Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. 

Warganya Tolak Pemakaman Perawat Korban Corona, Pak RT di Ungaran Ini Menangis: Saya Minta Maaf

Aksi Nekat Sopir Truk Evakuasi Mandiri di Tanjakan Silayur Semarang, Warga: Gila Tuh!

Tangisan Lepas Glenn Fredly, Mutia Ayu : “Please, Jangan Tinggalin Aku, Aura Kasih Tak Mampu Bicara

Pemeran Rinjani di Sinetron Tukang Ojek Pengkolan, Ana Riana Kenang Masa Berjuang Beli Sepatu Mahal

Namun sejumlah warga menolak dengan alasan takut tertular.

Foto dan video penolakan warga di TPU pun menjadi viral.

Saat itu, pelaku yang mengenakan kaos oblong ungu hijau dan celana jauh mengatakan, jika pemakaman jenazah akan mengakibatkan efek yang jauh.

"Setelah dimakamkan, efeknya nanti jauh Pak," ucap pelaku dalam video berdurasi tujuh detik itu.

Diketahui laki-laki itu menjabat sebagai RT di tempat tersebut.

Melihat video ini, netizen pun menuliskan komentar merah.

"Nanti klau RT sama wargany sakit g ush ditolong aj." tulis Rynna Pratiwii.

"Ingat kalian juga nnti mati , yg nolak posisi masih sehat. Coba klo ke serang virus trus meninggal. Dia di tolak apa yg di rasain ? Mikir" tulis Rurruh Imam Fahruddin.

Tak berhenti dengan komentar marah, netizen pun menyerang akun diduga milik pelaku.

Mereka menumpahkan kemarahan di setiap postingan pelaku.

Kemudian menyebarkan akun tersebut dan mengajak netizen lain untuk menghujat.

"Oh ini rt yg nolak pemakaman
Sembunyikan atau laporkan ini" tulis Iwan DA di unggahan terakhir.

"Baru jadi RT aja uda songong banget apalagi jadi anggota dewan / presiden." tulis Yudhit Septiana.

Unggahannya yang terakhir pun sudah dipenuhi 18 ribu komentar netizen yang berisi hujatan

Penolakan jenazah ini sendiri terjadi pada Kamis (9/10/2020) sore.

Saat itu jenazah seorang perawat yang terpapar Covid-19 rencananya akan dikebumikan di TPU Siwarak, Suwakul.

Jenazah sendiri berdomisili di Ungaran Timur, namun karena permintaan keluarga, jenazah rencananya akan dimakamkan di samping almarhum sang ayah yang berada di TPU Siwarak, Suwakul.

Pihak pemangku wilayah RT 06/RW 08 sudah memberikan izin dan liang lahat sudah selesai disipkan.

Namun saat jenazah sampai, tiba-tiba ada sekelompok warga yang menolak.

Bahkan wakil bupati, BPBD serta TNI polri yang mengawal pemakaman ini tak mampu mengubah keinginan warga tersebut.

Akhirnya jenazah dibawa lagi ke Semarang dan dimakamkan di TPU Bergota.

Sementara itu, Ketua RT 6 Dusun Suwakul, Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Purbo, mengaku sempat menangis saat warganya menolak adanya pemakaman perawat meninggal karena corona di TPU di wilayahnya.

Namun, menurutnya penolakan itu merupakan aspirasi warga yang tak bisa ia bantah.

"Mereka meminta untuk tak dimakamkan di sini.

Karena saya ketua RT, maka saya punya tanggung jawab moral untuk warga di RT saya," jelas Purbo saat menemui Ketua DPW PPNI Jateng, Edy Wuryanto, di Kabupaten Semarang, Jumat (10/4/2020).

Desakan itu membuat Purbo, mengaku pada akhirnya meneruskan aspirasi warganya ke petugas pemakaman.

"Mereka kepanikan, karena banyak mobil. Saya sudah tidak masalah, tetapi warga punya pendapat mereka sendiri," katanya.

Purbo mengaku tak sampai hati meneruskan aspirasi warganya.

Terlebih, sebenarnya perawat yang meninggal tersebut memiliki keluarga yang juga telah dimakamkan di TPU di wilayahnya.

Meski bukan bagian dari warga kami, tetap harusnya dibolehkan," paparnya.

Maka di hadapan DPW PPNI Jateng, Purbo pun meminta maaf.

"Saya atas nama pribadi dan juga mewakili masyarakat saya, mohon maaf atas kejadian kemarin.

Saya juga meminta maaf kepada perawat seluruh Indonesia," jelasnya.

Adapun Ketua RW 8 dusun Suwakul, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Daniel Sugito, mengaku sempat ada mediasi antara Pemkab Semarang bersama warga terkait penolakan tersebut.

Meski sudah ada sosialisasi, tetapi warga tetap pada akhirnya menghendaki untuk dimakamkan tidak di wilayahnya.(Lex)

Pasien PDP Asal Karanganyar Meninggal Dunia, Sekitar Lokasi Pemakaman Dipasangi Garis Polisi

ABK Pasien ODP Kabur dari Wisma Atlet Dinihari, Saat Berhasil Ditelepon Ngaku Sudah di Makassar

Benarkah Jika Merapi Meletus Abunya Akan Mematikan Virus Corona? Ini Penjelasan Pakar Gunung Berapi

Detik-detik Penumpang KM Lambelu Loncat ke Laut Karena Kapal Dilarang Sandar, Ada ABK Positif Corona

Berita Terkini