TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal membuat Satgas Jogo Tonggo di setiap RW sebagai pandemic respon berbasis masyarakat.
Gerakan ini memanfaatkan kekuataan solidaritas masyarakat untuk memantau dan menjaga tetangga masing-masing.
Jogo Tonggo mengambil spirit solidaritas masyarakat pedesaan yang saling menjaga dan membantu dalam segala hal.
• Ika Curhat Dipaksa Makan 50 Cabai dan Dipukuli Majikannya di Semarang: Kamu Tak Bunuh Itu Hakku
• Tugimin Lambaikan Tangan Minta Tolong, lalu Muntah Darah dan Roboh, Warga Tanjung Mas Semarang Geger
• Kronologi Kecelakaan Motor Vs Truk di Semarang, Pria Pekalongan Bernama Rukimanto Tewas
• Ganjar Pranowo: Mulai Besok Seluruh Restoran di Jateng Atur Jarak Tempat Duduk
“Orang desa terbiasa berbagi makanan, gotong royong membangun rumah dan menjaga lingkungan dengan siskamling.
Spirit ini kita ambil karena basis kekuatan utama Jawa Tengah adalah desa,” katanya, sesuai rilis yang diterima tribunjateng.com.
Menurut Ganjar, sebelumnya narasi gotong royong sudah ia gerakkan ke seluruh desa di Jawa Tengah.
Namun ia canangkan lagi dengan nama Jogo Tonggo disertai instruksi dan koordinasi lebih tegas.
Penyiapan aturan ini diperkuat dengan masukan dari BNPB dan para pakar.
“Kita siapkan data dan pelibatan dari gugus tugas provinsi, bupati walikota, camat, hingga kades dan RW yang lebih terkoordinir,” jelasnya.
Gerakan ini mancakup dua hal.
Yakni jaring pengaman sosial dan keamanan berupa sosialisasi, pendataan, dan pemantauan warga.
Juga jaring pengaman ekonomi, yang terdiri dua hal. Pertama memastikan tidak ada satupun warga yang kelaparan selama wabah Corona.
Kedua, mengusahakan kegiatan ekonomi warga berjalan dengan baik pasca wabah Corona.
Pada setiap Satgas Jogo Tonggo dipimpin ketua RW dibantu para ketua RT. Satgas ini beranggotakan tim kesehatan, tim ekonomi, dan tim keamanan.
Ketua satgas melaporkan kegiatan setiap hari kepada desa atau kelurahan