AM tertular saat menunggui ayahnya yang sakit di sebuah rumah sakit.
Pada 26 Maret 2020
Ayah MA pulang.
Namun, pada tanggal 3 April 2020 meninggal dunia.
Karena bukan pasien dalam perawatan (PDP), jenazah diperlakukan dengan wajar.
Keluarga juga menggelar tahlilan, seperti tradisi warga setempat.
Pada 6 April 2020
MA merasa sakit dengan gejala COVID-19.
Hasil uji laboratorium swab tenggorokan menunjukkan, MA positif terinfeksi virus corona.
"Jadi setelah tahlil beberapa hari, barulah ketahuan jika MA positif COVID-19," sambung Didik.
Satgas pun melakukan pelacakan kontak dan pada tahap awal melakukan sekitar 100 rapid test.
Hasilnya, ada enam orang yang ikut tahlilan positif berdasar rapid test.
Salah satunya adalah AS, paman MA yang juga seorang tokoh agama setempat, serta istrinya.
Kemudian kakak MA dan kakak iparnya.
AS diketahui memimpin tahlil di rumah B, saat istrinya meninggal dunia.