Jika merunut 2019 lalu, Tri mengatakan, sebenarnya di bulan Maret dan April adalah fase-fase dimana kasus kebakaran mulai meningkat.
Hal itu dipengaruhi karena masa pancaroba menuju musim kemarau.
Pada data 2019 lalu, angka kebakaran di Maret meningkat jadi 19 kasus dari Februari sebanyak 8 kejadian.
Kemudian di April, kasus kebakaran kian bertambah menjadi 24 kejadian.
"Makanya, kemungkinan besar angka kebakaran turun saat ini karena seringnya warga berada di rumah masing-masing atau WFH.
Dengan begitu, mereka jadi lebih peduli akan resiko penyebab terjadinya kebakaran atas rumahnya masing-masing," jelasnya.
Lebih lanjut, Tri mengungkapkan, turunnya tren angka kebakaran ini tidak membuat para personelnya lamban bergerak.
Dia mengatakan, ada sekitar 30 personel lebih yang disiapkan untuk standby menangani kebakaran.
Kemudian, tambah Tri, sisa personel lainnya ditugaskan untuk membantu Satgas Gugus Covid-19 dalam menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) oleh Pemkot Semarang.
"Jadi, separuh untuk standby kebakaran, separuhnya lagi fokus penanganan corona.
Kita alokasikan setengah total pasukan Damkar untuk penanganan kebakaran karena antisipasi lonjakan kasus jelang memasuki musim kemarau," pungkasnya. (Tribunjateng/gum).
• 210 Karyawan Kena PHK dan 4.449 Orang Dirumahkan Imbas Corona di Karanganyar
• Pengunjung Tak Pakai Masker Dilarang Masuk ke Pasar Pagi Salatiga
• 2 Pasien Corona di Sragen Sembuh Bersamaan 1 Orang Dinyatakan Positif Covid-19
• Masa Belajar Siswa di Karanganyar Diperpanjang, Disdikbud Gandeng Radio Lokal Jadi Media Belajar