Dari beberapa penyintas ada yang sampai berbalas pesan via chat.
Tetapi, saat itu yang dibicarakan seputar perkuliahan.
Penyintas banyak yang meminta motivasi dan tips agar bisa mempunyai banyak prestasi seperti IM.
Tetapi, kemudian IM melanjutkan obrolan dan menggiring ke beberapa pertanyaan yang bernuansa sensual, bahkan sampai pertanyaan yang menjurus ke hubungan seksual.
Selain chat, IM juga menggunakan modus video call.
Modus selanjutnya, menjual buku kepada para mahasiswa dengan cash on delivery (COD).
Tetapi, saat COD, IM tidak membawa buku tersebut.
IM kemudian mengajak penyintas mengambil buku di kosnya.
"Modus yang terakhir adalah kekerasan fisik," ungkapnya.
Kekerasan seksual ini terjadi pada tahun 2016, ada pula yang mengaku terjadi pada tahun 2017, 2018, 2019 dan "terakhir" kali terjadi pada 11 April 2020.
Penyintas yang menjadi korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh IM mayoritas adalah juniornya satu kampus, satu komunitas, dan beberapa orang yang menjadi fans.
Sebab, IM banyak memberikan pesan motivasi mendapatkan beasiswa dan bisa sering mengikuti konferensi di luar negeri.
"Kami melihat, ada relasi kuasa yang kuat dan timpang dalam kasus ini," urainya.
Populer
IM menggunakan kepopulerannya dan dengan kepribadian dan tutur kata yang terlihat baik, berhasil membuat beberapa penyintas tidak berpikiran macam-macam saat mengenalnya.