Ricuh, Aksi Ojol dan Pedagang Ikut Ramaikan Demo Mahasiswa Tolak Tunjangan di Gedung DPR RI
TRIBUNJATENG.COM – Seruan aksi demonstrasi menolak kenaikan tunjangan anggota DPR RI periode 2024–2029 tengah ramai diperbincangkan di media sosial.
Aksi ini digelar oleh mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI di depan Gedung DPR/MPR RI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin (25/8/2025).
Baca juga: Hanya Dalam 5 Hari, Warga Pati Himpun Donasi Rp 117 Juta untuk Berangkat Demo ke Gedung KPK
Gelombang penolakan dipicu oleh kabar bahwa total pendapatan anggota DPR kini diperkirakan melebihi Rp 100 juta per bulan, bukan karena gaji pokok naik, melainkan melonjaknya berbagai komponen tunjangan, mulai dari tunjangan rumah, beras, hingga transportasi.
Diketahui, tunjangan perumahan anggota DPR saat ini mencapai Rp 50 juta per bulan.
Selain itu, tunjangan bahan pokok seperti beras dan telur juga mengalami penyesuaian.
Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyebut tunjangan bensin misalnya, naik menjadi sekitar Rp 7 juta dari sebelumnya Rp 4–5 juta.
“Ini mungkin karena Ibu Menteri Keuangan kasihan pada teman-teman DPR,” ujar Adies dengan nada berkelakar, seraya menegaskan bahwa gaji pokok tidak mengalami perubahan selama 15 tahun terakhir.
1.250 Personel Jaga Aksi
Kepolisian menyiapkan 1.250 personel gabungan dari unsur Polri, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengamankan jalannya aksi.
Pengamanan dilakukan tanpa senjata api dan mengedepankan pendekatan persuasif.
Polisi juga meminta peserta aksi agar tidak melakukan tindakan anarkistis seperti membakar ban atau merusak fasilitas publik.
Sementara itu, kawasan sekitar Gedung DPR mulai dipadati oleh pengemudi ojek online dan pedagang kaki lima sejak pagi hari.
Beberapa pengemudi ojol mengaku datang untuk melihat langsung jalannya aksi yang ramai disorot di media sosial.
Di sisi lain, puluhan pedagang tampak menjajakan air mineral, makanan ringan, dan atribut aksi seperti bendera Merah Putih di luar pagar kompleks parlemen.