Berita Semarang

Mendadak Terdengar Suara Gemuruh Seperti Petir, Pemilik Mi Ayam di Semarang Tertimpa Runtuhan Tembok

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Longsor di Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang, Selasa (19/5/2020) malam. (TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Hujan lebat menerjang Kota Semarang membuat longsor di Jalan Untung Suropati Raya, Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang.

Dalam peristiwa tersebut, Hidayat, pemilik warung mi ayam menderita luka pada bagian kaki lantaran tertimpa reruntuhan tembok selama satu jam.

Peristiwa itu disebabkan tanah longsor saat hujan lebat pada Selasa (19/5/2020), sekitar pukul 19.20 WIB malam.

Kesabaran AKP Benny Cahyadi Diuji Saat Menangkap Habib Bahar Bin Smith, Ulur Waktu Kumpulkan Massa

Disebut Fadli Zon Ambil Alih Pekerjaan Tukang Parkir, Ganjar: Maaf Kalau Panjenengan Tak Berkenan

Viral Sosok Tante Ernie Tante Pemersatu Bangsa, Juga Dikomentari Hotman Paris

Kader PAN Kota Tegal Sebut Amien Rais Sengkuni Bikin Kisruh Internal, PAN Jateng: Harus Ada Sanksi

Runtuhnya tembok tersebut menimpa empat warung di samping.

Konturnya lebih rendah yang berada di Jalan Candi Penataran.

Beberapa orang yang berada di warung-warung tersebut tertimpa reruntuhan.

Satu orang menjadi korban, mengalami luka dan telah dilarikan ke RSUP Kariadi.

Korban bernama Hidayat (30), warga Ungaran yang juga pemilik warung mi ayam.

Dari penuturan seorang temannya yang sedang membeli mi ayam di sana, kaki korban sempat tertimpa reruntuhan tembok selama sekitar satu jam.

Kondisi saat itu sedang hujan lebat.

“Awalnya saya baru datang belum sempat duduk, Hidayat sedang membuatkan saya minuman di samping gerobak mi ayam,” tutur Hermawan Endra, korban selamat sekaligus saksi mata kejadian.

“Tiba-tiba lampu padam dan kami mendengar suara gemuruh seperti petir dan warungnya ambruk tertimpa runtuhan tembok.

Saya keluar meminta tolong dan warga setempat berusaha mengevakuasi Hidayat yang kakinya tertimpa,” imbuhnya.

Warga setempat bersama tim penanggulangan bencana mencoba menolong korban.

Tak lama kemudian petugas medis menggunakan Ambulance Hebat tiba.

“Hidayat sempat diberikan bantuan oksigen,” ujar Hermawan.

Usai dievakuasi, Hidayat dilarikan ke RSUP Kariadi untuk perawatan lebih lanjut.

Hidayat mengalami luka pada kaki kanannya.

Beberapa korban lain yang tertimpa sempat melarikan diri dan menyelamatkan diri.

“Waktu warung saya tertimpa, saya merangkak keluar namun saya tidak kenapa-kenapa,” ujar Siti Romlah, pemilik warung sate ayam yang letaknya berada di warung mi ayam itu.

Ruko yang temboknya runtuh itu beberapa di antaranya masih baru dibangun dan belum digunakan.

Dari pantauan di depan ruko, tampak lantai dan tembok bagian belakang ambles. 

Timpa Sejumlah Warung

Sejumlah tembok kios ruko di Jl Untung Suropati Raya, Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang, runtuh akibat tanah longsor saat terjadi hujan lebat pada Selasa (19/5/2020) malam ini.

Runtuhnya tembok tersebut menimpa empat warung di samping bawahnya yang berada di Jalan Candi Penataran.

Beberapa orang yang berada di warung-warung tersebut tertimpa.

Hingga kini belum diketahui jumlah korban yang tertimpa.

“Saya sedang berjualan mi ayam di warung saya, tiba-tiba ada suara mirip gempa lalu warung saya roboh dan saya tertindih,” ujar Siti Romlah kepada Tribunjateng.com.

Informasi yang dihimpun saat ini satu orang mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit.

Seharusnya Musim Kemarau

BMKG memprakirakan bahwa musim kemarau di Kota Semarang terjadi pada sekitar dasarian II atau pertengahan Mei 2020 ini.

Meskipun demikian, hujan masih terjadi beberapa kali pada setiap sore atau awal malam di wilayah ibu kota Jawa Tengah tersebut pada pertengahan Mei ini.

Contohnya hujan yang terjadi pada Selasa (19/5/2020) malam ini, Senin (18/5/2020) dan Minggu (17/5/2020) lalu.

Pada hari-hari sebelumnya pun terpantau tidak ada potensi hujan di Kota Semarang, yang berarti cuaca terasa panas terik.

Hujan yang terjadi sendiri hanya durasinya tidak terlalu lama namun intensitasnya cukup lebat.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan bahwa fenomena tersebut terjadi pada masa transisi atau peralihan cuaca dari musim penghujan menuju musim kemarau.

“Selain dari gangguan atmosfer dengan adanya pertemuan angin, kejadian hujan ini di Semarang memang merupakan salah satu dari kondisi masa peralihan,” ungkapnya ketika dihubungi Tribunjateng.com malam ini.

Iis mengatakan bahwa pihaknya juga mengeluarkan peringatan dini ciaca ekstrem tiga harian.

“Pada masa peralihan ini, biasanya hujan terjadi pada satu hingga tiga hari kemudian blank tidak ada hujan selama beberapa hari,” imbuh Iis.

Kejadian tersebut terjadi tidak hanya di Kota Semarang saja, namun beberapa wilayah lain di Jawa Tengah juga mengalami hal yang sama.

Iis mengatakan bahwa fenomena tersebut akan berulang hingga tidak ada lagi peringatan dini dari BMKG yang artinya benar-benar sudah masuk musim kemarau.

Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mewaspadai adanya dampak yang ditimbulkan dari hujan, seperti genangan air, pohon tumbang dan tanah longsor.(TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)

Cerita Sopir Bus Mudik Jalan Kaki Jakarta-Solo Bikin Pengunjung Warung Tersedak, Rio Berupaya Puasa

Semua Pengunjung Mall Hypermart Kota Pekalongan Berkeringat Dingin, Was-was Tunggu Hasil Rapid Test

Pinjam Uang Hampir Rp 1 Miliar dan Jaminkan Emas Batangan Palsu, Ketua Yayasan di Kebumen Ditangkap

Penipu Lowongan Kerja Cewek-cewek Semarang Jongkok Dikelilingi Warga, Wajahnya Bersimbah Darah

Berita Terkini