Berita Internasional

Respons Patriark Theodore II Atas Masjid Hagia Sophia Turki: Menambah Duri Besar Lain 

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paus sekaligus Patriark Alexandria dan Seluruh Afrika, Theodore II (kanan).

TRIBUNJATENG.COM, KAIRO - Patriark Theodore II dari Alexandria, Mesir dalam sebuah pernyataannya pada Sabtu siang (11/7/2020) waktu setempat, mengatakan bahwa Turki telah menaruh duri besar dalam kehidupan bersama dan perdamaian antar-agama.

Patriark Theodore II Alexandria dan Seluruh Afrika itu mengungkapkan kesedihan mendalamnya soal perubahan status Hagia Sophia.

Hagia Sophia, merupakan monumen Kristen bersejarah di Timur yang kini diubah statusnya oleh Pengadilan Turki kembali menjadi masjid seperti era Kekhalifahan Usmani.

Selain Masjid Hagia Sophia Turki, Inilah Deretan Situs Penting di Dunia yang Juga Beralihfungsi

Resmi Dialihfungsikan Jadi Masjid, Hagia Sophia Oleh Presiden Turki Erdogan hingga Respons Dunia

Perjalanan Sejarah Hagia Sophia di Turki, Diubah Jadi Masjid Sejak Ottoman Kini Kembali Jadi Masjid

Kapal Perang Amerika Serikat Meledak Misterius, 17 Pelaut Terluka

Ilustrasi Turki - Bangunan Hagia Sophia. (Shutterstock via Kompas.com)

"Turki telah menambah duri besar lain dalam hidup damai berdampingan antar-masyarakat dan antar-agama," ungkap Paus sekaligus Patriark Gereja Ortodoks Timur dan Seluruh Afrika itu.

Berikut ini pernyataan yang diungkap Patriark Theodore II atas perubahan status Hagia Sophia kembali menjadi masjid.

"Dengan sangat sedih dan prihatin, saya diinformasikan tentang perubahan monumen Kristen paling bersejarah di Timur, Hagia Sophia menjadi masjid.

Tantangan ini mengguncang segalanya dan memperkeruh keadaan yang sudah bermasalah dengan adanya wabah virus corona.

Sementara selama periode ini, kita semua harus berjuang bersama secara harmonis, melawan musuh pandemi yang tak terlihat, Turki malah menambah duri besar lain dalam hidup damai antara manusia dan agama.

Sementara itu, kita di Mesir menikmati kebebasan beragama dan hidup berdampingan dalam damai.

Presiden Mesir, Abdel Fattah El Sisi memberikan kita sertifikat untuk gereja-gereja Kristen, otoritas politik dan negara di negara kita secara bebas mengizinkan kita mengoperasikan gereja-gereja kita, memelihara mereka, merenovasi dan memperbagus mereka...

Di Turki, kita lihat hak-hak beragama dan budaya digunakan untuk tujuan lain, dan di atas segala-galanya, kita lihat sejarah telah diubah dan divisi baru telah dibuat untuk kepentingan pribadi. Dari kursi Santo Mark, kami berdoa supaya logika akan tetap menang dan kedamaian Allah akan menguasai seluruh dunia!"

Sementara itu, melansir Kantor Berita Athena (ANA), dari Yunani, Uskup Agung Leronymos menyatakan bahwa keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid adalah suatu bentuk penghinaan.

Museum Hagia Sophia di Istanbul, Turki. (Shutterstock)

Presiden Turki Erdogan Resmi Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid, Rakyat Menyambut, AS dan Yunani Marah

"Instrumentisasi agama demi kepentingan partai politik, geopolitik dan geostrategis menunjukkan 'siapa' orang yang melakukannya.

Ini adalah penghinaan yang tidak hanya ditujukan kepada Ortodoksi dan Kekristenan, tapi juga secara umum, dan kepada seluruh umat manusia yang beradab, pada setiap orang yang berpikir tanpa memandang agama.

Tapi, percuma saja melawan atau protes pada sesuatu yang tak bisa dilawan karena itu hanya akan melukai diri kita sendiri," tandas Uskup Agung itu seraya mengutip salah satu ayat Acts 9:5 dari Alkitab.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Patriark Theodore II: Turki Telah Menaruh Duri Besar dalam Kehidupan Antar Umat Beragama"

Ada 7 Provinsi yang Jadi Perhatian Khusus Presiden Jokowi Dalam Penanganan Covid-19

Kebakaran di Pekalongan, Butuh 1,5 Jam untuk Padamkan Api yang Bakar Penggilingan Padi

Harga Emas Antam di Semarang Hari Ini Naik Rp 1.000, Yuk Cek Daftar Lengkapnya

Kota Solo Sudah Zona Hitam Virus Corona, Ini Arti Zona Hitam hingga Respons Ganjar

Berita Terkini