Berita Video

Video Cerita Surani TKW di Arab yang Tak Diberi Makan Berhari-Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Berikut ini Video cerita surani tkw di Arab yang tak diberi makan berhari-hari

Surani (45) TKW di Arab Saudi asal Dukuh Ngembat, RT 21, Desa Wonorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen akhirnya tiba dirumah.

Surani tiba di Sragen pada Rabu (15/7/2020) sekitar pukul 05.30 WIB dengan menaiki mobil travel dari Jakarta.

Dari Sragen dirinya dijemput keluarga untuk pulang ke rumah.

Ketika ditemui di rumah sang kakak Wardiyanto, Surani tidak menyangka akan menjadi korban kesadisan majikannya bernama Nafisa (58) ibu dari empat orang anak.

"Dua bulan terakhir saya disekap majikan saya dengan alasan saya pernah nguping pembicaraan mereka padahal saya tidak pernah."

"Kesalahan lainnya, saya pernah bilang ke anak majikan kalo ibu kurang rapi ya itu memang salah saya dan itu saya sudah minta maaf tapi tetap di sekap," terang Surani.

Selama hampir dua bulan disekap kehidupan Surani sangatlah memprihatinkan, Surani hanya makan apabila sang majikan ingin memberinya makan.

Dirinya sering diberi setengah porsi roti untuk makan selama dua sampai tiga hari, bahkan ketika dirinya meminta air untuk minum Surani hanya diperbolehkan minum dari air mentah di kamar mandi.

"Dia sering mengurung saya, jarang dikasih makan sedangkan minta air saja tidak dikasih disuruh ambil di kamar mandi. Waktu saya lapar saya minta garam untuk mengganjal lapar itu saja tidak dikasih," kata Surani meneteskan air mata.

Surani menyampaikan dirinya disekap dalam kamar dengan diameter 5x4, dimana tidak ada kamar mandi hanya ada tempat tidur. Pergi ke kamar mandi saja Surani tidak diizinkan.

Dirinya bisa ke kamar mandi apabila sang majikan ingin membukakan pintu.

Tak jarang Surani untuk buang air kecil dirinya menggunakan botol yang sudah ia ambil ketika dirinya keluar kamar.

Sementara untuk membuang air besar dirinya harus bisa menahan selama dua hingga tiga sehari. "Karena makan juga jarang jadi perut kan nggak ada isinya jadi bisa menahan," lanjut Surani.

Surani menyampaikan majikannya tidak pernah melakukan kekerasan, hanya saja sang majikan sering melempar-lempar barang seperti botol, gelas ke dirinya.

"Majikan saya pernah bilang "Saya sengaja mengurung, pengen kamu mati saja kalau saya jengkel nanti kamu saya tusuk pisau" sudah sampai mengancam membunuh juga," katanya.

Dirinya menyampaikan perlakuan majikannya memang mulai berubah dua bulan terakhir, sebelum itu dirinya tidak disiksa tetap melakukan pekerjaan rumah hanya saja gajinya selama lima bulan ditahan.

Dalam sebulan, Surani menerima gaji sebesar 1000 real atau Rp 3 juta. Sang majikan juga pernah meminta perhiasan dan uang yang dimiliki Surani, namun ketika Surani pulang gaji yang nunggak dan perhiasan dikembalikan.

Disekap Dengan Telfon

Sedikit keberuntungan nampaknya menyertai Surani, ketika disekap sang majikan tidak mengambil handphone miliknya sehingga Surani bisa berhubungan dengan siapapun.

Awalnya Surani hanya menghubungi keluarga di Sragen sehingga keluarga mencarikan bantuan agar Surani bisa bebas dan selamat.

Saat itu, Surani juga berusaha menghubungi pengurus Buruh Migran Indonesia (BMI) Jeddah dan menceritakan semua yang terjadi. BMI akhirnya menghubungi Konsult Jendral Republik Indonesia (KJRI).

"Saya hubungi BMI Jeddah, BMI akhirnya menghubungi KJRI, KJRI menelepon polisi Saudi Arabia, dari kepolisian akhirnya menelepon majikan dan anak majikan mengantarkan saya ke kantor polisi," terang Surani.

Surani pernah ditanyai KJRI akan menuntut apa kepada majikan, namun dirinya tidak menuntut apapun dan hanya meminta dirinya dipulangkan ke Indonesia.

Selama Surani di KJRI, sang majikan sempat beberapa kali datang untuk meminta maaf dan meminta Surani kembali bekerja bersamanya, namun Surani menolak dan tetap ingin pulang.

18 Tahun Tidak Pulang Sragen

Memiliki latar belakang lulusan SD membuat Surani bertekad pergi ke Arab Saudi menjadi TKW kala itu, sebelum 18 tahun tidak pulang, pada dirinya pernah tujuh tahun menjadi TKW di Mekkah.

Tujuh tahun menjadi TKW membuat Surani saat itu memiliki cukup uang untuk membeli sawah, akhirnya dirinya memutuskan menjadi TKW namun ke Arab Saudi.

Sejak 2002 berangkat ke Arab Saudi, dirinya juga menemui majikan yang baik, yaitu ibu dari Nafisa majikannya yang terakhir.

"Dulu saya ngurus ibunya Nafisa, ibunya sangat baik. Ibu ini tidak ada yang ngurus jadi saya kasihan dan akhirnya saya tidak pernah pulang ke Sragen," katanya.

Selama 14 tahun dirinya merawat ibu Nafisa hingga meninggal dunia, hingga saat itu akhirnya Surani diminta menjadi asisten rumah tangga Nafisa.

Proses kepulangan Surani ke Indonesia kurang lebih selama 20 hari. Surani mengaku trauma dengan kejadian yang menimpanya dan tidak ingin kembali lagi menjadi TKW. (uti)

Keps : Surani bersama sang kakak Wardiyanto ketika ditemui di rumahnya di Dukuh Ngembat, RT 21, Desa Wonorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Kamis (16/7/2020)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Berita Terkini