Berita Internasional

Benarkah Palestina Sudah Dihapus dari Google Maps? Yang Muncul Israel

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar dari Google Maps. Wilayah negara Palestina yang dianggap batas-batas yang disengketakan ditandai dengan garis abu-abu putus-putus.

TRIBUNJATENG.COM - Apakah benar Palestina sudah dihapus dari Google Maps?

Topik kenapa negara Palestina hilang di Google Maps sedang ramai dibicarakan masyarakat dunia.

Apakah benar Palestina dihapus dari Google Maps?

Ya, benar. Nama Palestina tidak ada di Google Maps alias tidak tercantum di wilayah yang seharusnya merupakan negara Palestina dalam Google Maps.

Erdogan Dibully di YouTube, Turki Bakal Melarang Penggunaan Media Sosial

Turki Angkat 2 Imam & 4 Muazin untuk Masjid Hagia Sophia, Erdogan: Ini Urusan Negara Kami

Inilah Profil 3 Jenderal Polisi yang Dicopot karena Kasus Djoko Tjandra

Seorang Asisten Guru SD Terpergok Berhubungan Badan dengan Sejumlah Anak Laki-laki

Dalam aplikasi Google Maps, bila diketik nama Palestina, memang benar tidak akan muncul nama Palestina melainkan Israel.

Siapapun yang mencari Palestina di Google Maps sekarang akan diarahkan ke wilayah geografis yang bernama Israel.

Wilayah Israel ditandai di peta, berpotongan dengan garis-garis yang menggambarkan wilayah Palestina.

Berikut ini tangkapan layar dari aplikasi Google Maps:

Tangkapan layar dari Google Maps. Wilayah negara Palestina yang dianggap batas-batas yang disengketakan ditandai dengan garis abu-abu putus-putus. (KOMPAS.com/Arum Sutrisni Putri)

Tidak adanya nama Palestina di peta tersebut menimbulkan pertanyaan di masyarakat dunia.

Padahal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara di dunia mengakui negara Palestina.

Mengutip History, lebih dari 135 negara anggota PBB mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Artinya, sekitar 82 persen populasi dunia secara resmi mengakui Palestina sebagai negara.

Link Palestina hilang di Google Maps

Mengapa Palestina dihapus dari Maps?

Tidak ada kepastian apakah benar Google sengaja menghapus Palestina dari Google Maps atau apa alasan Palestina dihapus dari Google Maps.

Melansir Independent, Google tidak segera memberikan komentar terhadap tuduhan tersebut.

Tetapi bagian dari situs webnya didedikasikan untuk menyatakan batas-batas yang disengketakan, dengan ketentuan:

Batas yang disengketakan ditampilkan sebagai garis abu-abu putus-putus.

Tempat-tempat yang terlibat tidak menyetujui batas.

Dengan demikian, bisa disimpulkan alasan kenapa Palestina tidak ada di Google Maps karena Google menganggap Palestina sebagai wilayah yang masih terlibat sengketa.

Hal serupa pernah terjadi pada beberapa tahun lalu.

Masyarakat dunia terutama pendukung Palestina juga mempertanyakan kepada Google mengapa Palestina dihapus dari Maps.

Mengutip pemberitaan The New York Times pada 11 Agustus 2016, seorang juru bicara mengatakan tidak pernah ada label Palestina di Google Maps.

Pada saat itu pihaknya mengemukakan, ditemukan bug yang menghapus nama Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dan mengatakan segera mengatasinya.

Di mana letak Palestina?

Palestina terletak di bagian barat benua Asia.

Mengutip History, Palestina adalah wilayah daratan kecil sekitar 2.400 mil persegi.

Hingga 1948, Palestina mencakup wilayah geografis yang terletak di antara Laut Mediterania dan Sungai Jordan.

Secara teoritis, Palestina mencakup Tepi Barat atau West Bank (wilayah yang membagi Israel dan Yordania modern) dan Jalur Gaza (tanah yang berbatasan dengan Israel dan Mesir modern).

Beberapa waktu lalu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyanggah tuduhan Ramallah telah membuang kesempatan berdamai setelah menolak rencana perdamaian Trump.

Mahmoud Abbas menyerukan PBB agar berkomitmen terhadap perdamaian yang adil, komprehensif, serta sebagai opsi strategis.

Abbas menyatakan itu dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York.

Dimana dia menolak rencana perdamaian dengan Israel yang digagas Presiden AS Donald Trump.

Presiden Palestina berusia 64 tahun itu mengatakan, rencana yang dipaparkan pada 28 Januari itu merupakan upaya melikuidasi masalah Palestina, seperti dilansir dari Kompas.com, Rabu (12/2/2020).

Dalam pidatonya, dia jelas menyiratkan kekecewaan sembari menunjukkan pembagian negara untuk Palestina yang tertuang dan kerangka Presiden AS berusia 73 tahun itu.

"Ini adalah negara yang akan mereka beri kepada kami," ujarnya sembari memegang peta itu.

"Ini seperti bentuk Keju Swiss!" sembur Abbas.

Abbas menolak segala yang ditawarkan dalam rencana damai dengan Israel.

Mulai dari aturan, pendudukan yang dilakukan Tel Aviv dan permukiman ilegal Yahudi.

Dia juga menyampaikan rasa hormat kepada semua pihak di belahan bumi manapun yang turut menolak rencana tersebut.

Dia mengecam keputusan yang dibuat pemerintahan Trump atas negaranya.

Dimana tawaran itu malah menyalahi Konstitusi AS.

Abbas pun menuding Washington bertindak bias dengan mengampanyekan aturan yang dimotori oleh menantu sekaligus penasihat Trump, Jared Kushner.

Abbas menjelaskan, perdamaian dua negara masih sangat dimungkinka, dan menekankan negaranya bukanlah teroris.

"Kami memerangi kekerasan juga terorisme di seluruh penjuru dunia. Kami juga memiliki protokol kerja sama dengan AS," klaimnya.

Presiden Palestina sejak Januari 2005 itu mengungkapkan, Washington memang sering menawarkan bantuan ekonomi dan finansial.

Namun tak pernah memberi solusi politik.

Dalam pengumuman yang disampaikan bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Selasa (28/1/2020), Trump menyampaikan pokok rencana perdamaiannya.

Di antaranya adalah mengakui kedaulatan Israel berdasarkan wilayah yang diduduki.

Dimana Israel membangun permukiman.

Kemudian Yerusalem adalah "ibu kota Israel yang tak terbagi", seraya menawarkan Abu Dis, kawasan pinggiran Yerusalem Timur, sebagai ibu kota masa depan Palestina.

Kemudian presiden dari Partai Republik tersebut menekankan penduduk kedua negara tidak akan tercerabut dari wilayah mereka masing-masing.

Berarti, Trump tidak akan mengulik permukiman Yahudi di Tepi Barat, yang oleh sebagian komunitas internasional termasuk PBB menganggapnya ilegal.

Palestina hanya mendapatkan wilayah demiliterisasi di beberapa bagian Tepi Barat dan Gaza yang terputus-putus.

Wilayah itu hanya dihubungkan oleh serangkaian jalan, jembatan dan terowongan.

Kushner menjelaskan, Ramallah bakal mendapat masalah besar saat berhadapan dengan komunitas internasional jika sampai rencana itu batal.

"Ini adalah kesepakatan besar bagi mereka. Jika mereka bersedia datang dan berunding, maka saya pikir mereka akan mendapat sesuatu yang bagus," tukasnya.

Liga Arab dalam pertemuan darurat di Kairo pada awal Februari 2020 sudah menekankan mereka hanya mengakui solusi dua negara sebagai perdamaian Israel serta Palestina.

Solusi itu merujuk kepada kesepakatan sebelum Perang Enam Hari 1967, dimana Israel mencaplok Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.

Liga Arab juga menegaskan sikap mereka, Yerusalem Timur harus menjadi ibu kota negara Palestina di masa mendatang. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Benar Palestina Sudah Dihapus dari Google Maps?"

Catherine Wilson: Saya Minta Maaf, Janji Tidak Lakukan Hal Bodoh Ini Lagi

Achmad Purnomo Bantah Ada Tawaran Jabatan dari Jokowi Jelang Pengumuman Calon PDIP

Keluarga Pasien Sembunyikan Riwayat Kontak, Lima Tenaga Medis Diisolasi Mandiri

Alasan Bayar Utang, Suami Jual Istri Ke Tetangga, Kini Hamil Tak Diketahui Siapa Ayahnya

Berita Terkini