TRIBUNJATENG.COM - Salah satu makanan yang digemari oleh banyak orang di seluruh dunia adalah cokelat.
Selain rasanya yang lezat, cokelat memiliki beberapa manfaat kesehatan, terutama bagi jantung.
Hal itu terungkap dari studi terbaru yang diterbitkan di European Journal of Preventive Cardiology pada Rabu (22/07/2020).
• Viral Video Pendaki yang Meninggal di Puncak Lawu, Sempat Lepas Baju dan Kumpulkan Ranting Kayu
• Ini Dia Penantang Gibran di Pilkada Solo, Bagyo-Supardjo Penjahit dan Ketua RW
• Sebelum Dihabisi, NF Sempat Memeluk Suaminya dan Ucapkan 1 Permintaan
• SPG Rokok Terlibat Prostitusi Online, Ada 2 Jenis Tarif, Short Time dan Menemani Sepanjang Hari
Para peneliti dari beberapa lembaga medis, termasuk Mayo dan Cleveland Clinics, meneliti 6 studi tentang konsumsi cokelat dan kesehatan jantung yang melibatkan 336.289 peserta internasional.
Peneliti bertujuan mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara cokelat dan penyakit arteri koroner.
Studi ini menemukan, orang yang melaporkan makan cokelat setidaknya sekali seminggu memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit arteri koroner dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi cokelat atau tidak sama sekali.
Tidak ada ukuran pasti terkait berapa banyak cokelat yang harus dimakan untuk memperoleh manfaat bagi jantung.
Namun penulis studi mengatakan jumlah konsumsi cokelat yang banyak tidak memiliki efek lebih bagi kesehatan.
Para peneliti mengemukakan teori bahwa senyawa dalam cokelat seperti polifenol dan flavanol dapat memperbaiki kesehatan jantung dengan mengurangi peradangan dan meningkatkan kadar HDL atau kolesterol baik di dalam darah.
Studi ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan cokelat dapat bermanfaat bagi kesehatan kita, memperbaiki tekanan darah dan faktor kardiovaskular lainnya.
Studi yang dilakukan para peneliti tidak membedakan jenis cokelat apa yang baik bagi jantung.
Saat ini, bukti menunjukkan cokelat hitam dengan kadar polifenol tinggi serta kadar gula dan lemak lebih rendah cenderung lebih baik untuk kesehatan.
Studi juga tidak mengukur jumlah cokelat yang dimakan partisipan, termasuk kandungan lemak, kalori, dan gula yang terdapat pada cokelat batangan dan permen cokelat di pasaran.
Terlalu banyak mengonsumsi gula, beberapa jenis lemak, dan kalori berlebih semuanya berkaitan dengan risiko penyakit jantung dan penyakit kronis lain yang lebih tinggi.
Sehingga disarankan mengonsumsi cokelat dalam jumlah sedang.