Jika sudah, mengapa masih kerap dijumpai mereka saling berebut bantuan sosial, pusing mencari pekerjaan, hingga membludaknya peserta ketika ada seleksi CPNS.
Jangan-jangan sejauh ini pemimpin tersebut sekadar mengacu pada laporan data, enggan rutin blusukan langsung ke lingkungan untuk melihat kondisi sesungguhnya.
Jikapun diaactionbila sudah muncul di media sosial ataupun pemberitaan media massa.
Ya, kondisi nyata di masyarakat dan sekali lagi, hingga saat ini masih abu-abu karena sesungguhnya susah dijadikan acuan. Ini kiranya perlu perhatian serius bagi para calon pemimpin, utamanya di Pilkada Serentak 2020.
Tak perlulah memberi mimpi berupa janji lisan apalagi tertulis, hendak memberikan roti yang enak kepada masyarakat. Cukup bukti berupa tindakan tanpa desakan di masa kepemimpinannya.
Bahkan dalam hukum Islam, janji adalah utang. Seperti tercantum dalam HR Bukhari, 1870 dan Muslim, 1370.
“Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapatkan laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan.”(*)