Para peziarah dari berbagai daerah tetap dilayani sesuai protokol kesehatan.
Pengelola juga tidak mewajibkan peziarah supaya membawa surat keterangan sehat saat berkunjung ke makam.
"Peziarah kebanyakan dari luar daerah, kalau badan tidak sehat tentu tidak akan melakukan perjalanan jauh," terangnya.
Sukirdi menuturkan, adanya pandemi virus Covid-19 turut berdampak terhadap jumlah peziarah.
Sebelum adanya pandemi, jumlah peziarah saat hari biasa mencapai ratusan.
Sedangkan saat hari libur, jumlah peziarah mencapai ribuan.
Lebih lanjut, komplek makam Presiden ke-2 Indonesia itu dibuka untuk umum sejak dua bulan lalu.
Meski begitu, jumlah peziarah tidak mengalami kenaikan signifikan.
"(Peziarah) Turunan sampai 50 persen.
Hari biasa sampai 200 orang.
Hari libur 600 orang. Biasanya kalau sebelum Covid, hari libur sampai ribuan.
Operasional sama seperti biasa, mulai pukul 08.00 sampai 18.00," pungkasnya. (Ais)