Berita Regional

Lahan Petani Bersertifikat dari Jokowi Digusur, Emak-emak Buka Baju Hadang Alat Berat

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Emak-emak saat menanam pohon pisang di lahan bekas tindakan penggusuran oleh PT WKS di Jambi.

Namun, menurut Dodi, pada 26 September 2020, PT WKS melanggar kesepakatan dengan menjalankan alat berat menggusur lahan petani.

Puluhan ibu-ibu kemudian melakukan perlawanan.

Namun, tidak digubris perusahaan. Bahkan, Nyai Jusma terkapar dan pingsan di lokasi.

Sehari berikutnya, puluhan ibu-ibu kembali menggeruduk alat berat perusahaan di lokasi yang dijaga aparat keamanan.

Dalam aksi itu, menurut Dodi, ibu-ibu melepas baju dan hanya mengenakan pakaian dalam.

Mereka berharap alat berat berhenti meratakan kebun petani.

"Aksi emak-emak itu sia-sia. Perusahaan tidak peduli dan tetap bekerja," kata Dodi.

Dodi berharap, penyelesaian konflik secepatnya dilakukan dengan menentukan batas-batas lahan yang melibatkan petani dan bukan elite.

Ketua Serikat Tani Tebo (STT) Martamis mengatakan, petani kini khawatir PT WKS menguasai lahan dan menanam akasia di lahan mereka.

"Kami berharap perusahaan mengembalikan lahan kami yang sudah mereka rampas," kata Martamis.

Pasalnya, kebun yang digusur itu sudah ditanami sawit dan pisang.

Sementara itu, Kepala Departemen Social Security PT WKS Faisal Fuad membantah pihaknya telah melakukan penggusuran.

Menurut Faisal, lahan yang diduduki petani adalah areal kerja PT WKS, tepatnya di distrik VIII yang pada 2018 lalu telah selesai dipanen.

"Kita sekarang sedang ada kegiatan persiapan tanam," kata Faisal.

Faisal mengatakan, lahan petani yang sedang diadvokasi oleh kelompok STT dan KPA Jambi memang berada di dalam kawasan hutan negara, yang izin pengelolaannya masih dimiliki PT WKS.

Halaman
123

Berita Terkini