"Mau mandiri dan tidak mau meyusahkan orangtua," imbuhnya.
Ia mulai berjualan keliling pada pagi hari sampai siang, terus sorenya jualan lagi hingga malam.
"Sore habis salat Ashar berangkat, pukul 10.00 WIB baru pulang. Kalau pagi pukul 8 sampai dzuhur," ucapny
Ia juga bercerita, pernah rokoknya sering diambil orang ketika sedang mau salat di masjid.
"Dua bungkus rokok hilang, terus keesokan harinya tiga bungkus hilang lagi," ucapnya.
Hasil jualan rokok, ia tabung di BMT yang berada di dekat rumahnya.
"Dari hasil jualan, sudah punya kambing," katanya.
Meski menyandang disabilitas, Gading ternyata juga tak mau ketinggalan zaman.
Ia belajar mengenal media sosial Facebook untuk berkomunikasi dengan orang yang belum dikenal.
Selain Facebook ia juga memiliki WhatsApp apabila ada pelanggan yang ingin membeli rokok.
"Pakai rekaman suara saat ada pelanggan mau beli rokok, karena saya tidak bisa baca," tambahnya
Gading merupakan putra kedua dari pasangan suami-istri Suwono (46) - Susiyati (46). (*)