Berita Semarang

Kasus Siswa SMK Gantung Diri, Psikolog: Jangan Anggap Remeh Anak yang Bilang akan Lakukan Bunuh Diri

Penulis: iwan Arifianto
Editor: moh anhar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gantung diri

"Orangtua jangan anggap remeh dan merasa paling tahu soal anak.

Orangtua harus asah peka ajak mereka mengobrol dan urai persoalan lalu bantu mereka atasi persoalan itu," terangnya.

Menurutnya, orang yang alami depresi dan hendak bunuh diri setidaknya memiliki ciri-ciri di antaranya gelisah, diajak komunikasi tak nyambung.

Berikutnya, secara emosional bisa sangat sedih atau sangat marah.

"Korban bisa juga pemarah sebaliknya bisa juga apatis.

Orangtua yang paling paham kondisinya," terangnya.

Dia berpesan, orangtua agar membangun komunikasi baik dengan anak.

Biarkan anak memiliki aktualisasi diri sesuai zamannya sejauh positif.

"Sekolah pertama adalah rumah.

Jika di rumah hangat anak tak akan perlu mencari sesuatu di luar.

Keluarga adalah pondasi," pesannya.

Baca juga: Dijanjikan Urus Perizinan Tak Berbelit-belit, DPRD Kendal Siap Pantau Mal Pelayanan Publik

Baca juga: Gelar Tes PAT Tatap Muka, Begini Prokes yang Di Lakukan oleh SDN Podosugih 1 Pekalongan

Baca juga: Orang-orang PDAM Kota Tegal Bermain Api Dana Bantuan Covid-19:Dugaan Korupsi Rp 500 Juta

Diberitakan sebelumnya, MTH (17) ditemukan tewas gantung diri di rumahnya berlokasi di Kecamatan Ngaliyan.

Remaja kelas dua SMK ini nekat mengakhiri hidupnya gara-gara tak terima diputus gadis pujaan hatinya.

Aksi bunuh diri ini dilakukan sembari video call WhatsApp dengan pacarnya berinisial SDW, warga Kecamatan Tugu.

Korban gantung diri di ruang dapur bawah tangga rumahnya, Senin (31/5/2021) sekitar pukul 19.30 WIB.

Halaman
123

Berita Terkini