"Kini saya dalam masalah," ucapnya singkat menghadapi nasib.
Sejumlah aktivis berusaha membantu para tunawisma mendapatkan keadilan hidup dan tanggung jawab yang layak dari pihak berwenang, tetapi pihak yang berkepentingan hanya bersikukuh mengusir para tunawisma.
"Saya harap Olimpiade ini tidak ada," harap pria tua ini yang telah 4 kali mengalami diusir karena Olimpiade, dan Olimpiade Tokyo 2020 adalah yang terkini ia alami.
Di malam itu, Yamada akhirnya menemukan tempat untuk tidur, tidak jauh dari stadion Olimpiade.
Berlindung di bawah jembatan karena hujan deras.
Namun saat pagi tiba, Yamada akan kembali diusir dan kembali harus mencari tempat berlindung.
"Jika Anda tunawisma, Anda hanya punya tenda sebagai tempat tinggal.
Ini sama dengan kehilangan rumah.
Mereka tiba-tiba datang memgambil hartamu," ungkap Ogawa.
Menurut sosiolog Jepang Masato Kimura, apa yang terjadi pada tunawisma Tokyo adalah pihak berwenang mencoba menyembunyikan orang-orang miskin itu dari tengah kota.
"Mereka ingin menunjukkan kota yang bersih pada media asing, dan juga para atlet," kata Kimura.
"Pemerintah ingin memindahkan (tunawisma) dengan sangat jelas mengatakan: 'Sembunyikan diri kalian selama Olimpiade'," terangnya.
Sementara, pemerintah membantah memaksa tunawisma pergi karena Olimpiade Tokyo 2020.
Pemerintah Jepang berdalih akan memindahkan mereka ke tempat penampungan.
Namun, ruangnya kecil dengan tempat tidur tumpuk.