Wawancara

WAWANCARA KHUSUS : Belajar Menahan Frustrasi ala Mendikbud Ristek Nadiem Makarim (2-Habis)

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Makarim

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan-Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim mengaku sebagai salah satu orang yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19. Nadiem kesulitan tidur atau melepas lelah di malam hari saat pandemi melanda.

Susah tidur Nadiem dipicu tugas beratnya sebagai menteri pendidikan yang harus melihat terhentinya kegiatan belajar mengajar di Tanah Air.

"Perasaan pertama saya (saat pandemi Covid-19 melanda) ya khawatir dan takut akan apa dampak permanen yang bisa terjadi dari generasi ini. Itu yang menjadi hal yang bikin susah tidur malam hari," ujar Nadiem, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Kamis (9/9).

Berikut wawancara khusus Tribunnetwork dengan Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim :

Dunia pendidikan Indonesia mulai terdampak ketika Maret 2020 dinyatakan pandemi Covid-19. Apa yang dirasakan Mas Menteri sat itu?

Macam-macam (perasaaan) yang keluar. Saya khawatir dan takut, apa dampak permanen yang bisa terjadi dari generasi ini. Itu yang menjadi hal yang bikin susah tidur malam hari. Waktu pandemi ini keluar, kita sudah sadar. Kita melakukan berbagai macam kolaborasi dan riset. Misalnya dari Bank Dunia dan riset grup Inovasi yang mengkonfirmasi bahwa potensi kehilangan pembelajaran ini bisa antara 8 bulan sampai 1 tahun, dan ini merupakan suatu hal loss of learning.

Di luar itu masih banyak dampak lainnya dan kita ada satu lagi epidemi. Epidemi putus sekolah yang terjadi karena banyak sekali adik-adik di sekolah-sekolah. Misalnya di swasta siswa yang orang tuanya terpukul secara ekonomi dan dan tak mampu untuk bayar sekolahnya atau tidak merasa uang iuran yang mereka bayar itu bernilai walau hanya melalui PJJ.

Banyak adik adik kita yang nggak punya akses Internet yang sangat sulit melakukan PJJ, banyak yang putus sekolah karena secara disproporsionasi adalah perempuan ya. Banyak sekali putri-putri yang keluar dari sekolah dan ini memiliki dampak permanen. Sisi psikologis, seperti depresi anak, kekerasan domestik di dalam rumah tangga karena stres, belum lagi dampak ekonominya.

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dilakukan juga oleh pemerintah Korea Selatan tahun lalu, tetapi sekolah dianggap sebagai klaster baru dan kebijakan itu dibatalkan. 

Menurut Mas Menteri, apakah para guru dan tenaga pendidik ini perlu dibooster (vaksin ketiga) seperti juga tenaga kesehatan?

Keputusan itu saya serahkan kepada pakarnya yaitu Kementerian Kesehatan, itu bukan keputusan yang saya bisa komentari. Yang pasti kami berjuang untuk guru dan tenaga pendidik agar divaksinasi dan diprioritaskan untuk vaksinasi. Dan itu sudah berhasil berkat bantuan dari Kemenkes dan Satgas Covid.

Indonesia dan India adalah contoh negara dimana Delta varian yang saat ini (banyak menginfeksi) dari semua varian. Walaupun ada varian baru yang velum diidentifikasi bahwa varian tersebut sebagai varian yang penularannya lebih tinggi dari Delta. Kita harus melihat riset dan selalu waspada. Indonesia sudah melalui itu, terutama di kota-kota besar. Jadinya Insyaallah kalau kita melihat India kota-kota besarnya sudah kembali normal, lumayan normal. Tentunya masih memakai masker. Jadi, varian Delta yang sudah menyebar dan juga sudah (dilakukan) vaksinasi.

Kalau ada yang terkena infeksi, sesuai dengan SKB 4 menteri sekolah itu ditutup selama 7 hari. Sampai aman lagi baru boleh buka lagi. Jadi harapan kami di Kemendikbudristek, sekolah itu secara umum dibuka, kalau ketemu kasus baru ditutup sekolahnya lagi. Tidak dipukul rata. Semua mall dan sektor ekonomi telah dibuka tapi sekolah tidak dimasukkan dalam status yang sama pentingnya. Buat saya, (pendidikan)adalah sektor yang lebih penting. Harusnya sekolah yang buka duluan sih.

Ujungnya, yang membuat keputusan anak itu sekolah atau tidak, kan orang tua. Aturan kita sudah jelas, anaknya tidak bisa dipaksa, orang tuanya tidak bisa dipaksa. Mereka yang menentukan. Mau PJJ atau PTM terbatas.

Di pemerintahan Presiden Jokowi kali ini sudah ada dua menteri yang berurusan dengan hukum yaitu KPK. Bagaimana menjaga kementerian Mas Menteri tetap aman. Tidak ada anak buah, pejabat termasuk Mas Menteri berurusan dengan KPK?

Cara terbaik menurut saya untuk menghindari interaksi negatif dengan aparat penegak hukum adalah dengan melibatkan mereka dari awal hingga akhir.Irjen kami, dulu itu bekas KPK.Pengalaman dan kompetensi beliau itu luar biasa. Saatada project apapun yang berhubungan dengan penganggaran kita selalu diskusi sama BPKP, BPK, dan KPK. Kita gandeng dari awal untuk menjelaskan semua dan 100 persen transparan. Itu mungkin langkah pertama yang kita lakukan.

Di masa pandemi ini, cara mas menteri menjaga kebugaran seperti apa?

Pertama kesehatan fisik dan mental itu nggak bisa dibedakan menurut saya. Itu nyambung. Kita selalu menyebutnya dua hal berbeda, padahal tidak. Jadi kesehatan batin, emosional dan fisik itu tidak bisa dipisahkan, saya melihatnya seperti itu.

Saya olahraga cukup intensif. Karena nggak sempat olahraga di pagi dan siang hari terhalang kesibukan kerja, maka saya selalu olahraga malam hari. Selalu pukul 20.00 lewat, keseringan saya olahraga tenis. Dulu saya olahraga yang berbeda, tapi karena itu olahraga yang saat ini paling aman saat Covid-19 maka saya malam-malam main tenis agar kebugaran fisik dan mental lebih baik.

Agar kesehatan mental lebih baik, saya tidak pernah mengorbankan waktu dengan anak. Nidurin hingga bermain dengan anak. Itu harus, setiap hari harus temukan waktu untuk itu, hukumnya wajib di rumah tangga saya. Jadi pada saat bermain dengan anak saya itu saya nggak bisa stres mengenai hal lain. Saya benar-benar hanya disitu dengan anak saya, itu membuat kesehatan mental saya luar biasa.

Yang menyelamatkan saya itu anak-anak saya, karena bermain dengan mereka saya diberikan ketenangan hati yang sangat penting. Itu tips kebugaran yang bisa saya share.(tribunnetwork/Vincentius Jyestha)

Baca juga: Inilah Gambaran Nanti Setelah Proyek Normalisasi Sungai Beringin Berjalan

Baca juga: Jaksa Tuntut Mantan Pegawai Dishub Kota Semarang Pidana 5 Tahun Penjara

Baca juga: Semarang PPKM Level 2, Kawasan Kampung Karaoke Mulai Ramai

Baca juga: Niatnya Tolong Orang Beli Bubur Ayam, Diki Malah Kena Hipnotis hingga Kehilangan Motor Baru

Berita Terkini