Berita Pati

35 Orang Antre Adopsi Bayi Laki-laki yang Dibuang di Pati, Ini Syarat Adopsi dari Dinsos

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penemuan bayi baru lahir terbungkus karung dan kain di bawah jembatan sungai Dukuh Gebang, Desa Sumur, Kecamatan Cluwak, Pati, Jawa Tengah, Sabtu (28/9/2021) pukul 09.15 WIB.

TRIBUNJATENG.COM, PATI – Tak kurang dari 35 orang telah mendaftarkan diri untuk mengadopsi bayi yang ditemukan di bawah jembatan Desa Sumur, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati.

Saat ini bayi tersebut berada di Puskesmas Cluwak dan dalam kondisi sehat.

Sementara, Polsek Cluwak masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa orang tua kandung bayi tersebut.

Bayi laki-laki yang ditemukan terbungkus karung di bawah Jembatan Desa Sumur, Kecamatan Cluwak, Pati, dirawat di Puskesmas setempat. (Dokumentasi Polsek Cluwak Pati)

”Menunggu hasil penyelidikan. Selanjutnya nanti kami, Forkopimcam, dan Dinas Sosial (Dinsos) Pati mengadakan rapat. Untuk membahas bagaimana nasib bayi tersebut,” kata Kasi Humas Polsek Cluwak, Bripka Danang, Selasa (21/9/2021).

Ia menambahkan, ke-35 orang yang mendaftar untuk mengadopsi si bayi bukan hanya warga desa setempat.

Dari data yang ia peroleh, ada pula warga sekitar Cluwak yang mengajukan diri untuk mengadopsi.

Bahkan juga warga luar daerah.

Sebelumnya diberitakan, warga menemukan bayi baru lahir di bawah jembatan sungai Dukuh Gebang, Desa Sumur, Kecamatan Cluwak, Sabtu (18/9) pukul 09.15.

Saat ditemukan, bayi itu terbungkus karung dan tergeletak di bawah pohon rumbia, perbatasan antara Desa Sumur dan Desa Gerit.

Diduga, bayi berjenis kelamin laki-laki itu dibuang oleh orang tuanya, yang hingga kini belum diketahui identitasnya.

Kasubbag Humas Polres Pati, Iptu Sukarno menjelaskan, bayi ditemukan oleh Tolip (38), warga setempat.

Setelah itu Tolip menyampaikan hal tersebut pada Supeno, tetangganya.

Kemudian Supeno menghubungi anaknya, Kasmani, yang merupakan perangkat desa setempat.

Selanjutnya Kasmani bersama rekan sesama perangkat desa langsung menuju lokasi untuk mengambil bayi tersebut.

"Bayi itu kemudian dibawa ke balai desa dan diserahkan bidan desa. Selanjutnya bayi dibawa ke Puskesmas untuk dirawat," jelas Sukarno.

Halaman
12

Berita Terkini