Berita Banyumas

Fenomena Berburu Pakaian Bekas Impor, Pelaku Usaha Bagaikan Membeli Kucing Dalam Karung

Penulis: Permata Putra Sejati
Editor: sujarwo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah seorang pedagang pakaian bekas impor atau thrifting di Banyumas, Chandra Nur Khoirul (28) saat menjajakan dagangannya di alun-alun Jatilawang, Sabtu (1/1/2022) malam.

"Barang-barang thrifting itu unik dan langka, biasanya barangnya beda-beda dengan yang ada di pasaran. Meskipun memang berbisnis usaha pakaian bekas impor ini seperti membeli kucing dalam karung, kita tidak tahu kondisi di dalamnya seperti apa," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (1/1/2022). 

Chandra menjelaskan ia biasanya membeli satu bal pakaian bekas impor dari kenalan distributor dari Bandung atau Depok. 

Dalam satu bal itu berisi kurang lebih 50 pakaian bekas yang tidak semua dalam kondisi bagus. 

"Tidak semua barang bagus, jadi pasti ada saja yang zonk, satu dua atau tiga ada yang seperti robek, ada noda, tapi kalau masih bisa dibersihkan dan diperbaiki.  Tapi kalau beruntung bisa juga dapat pakaian yang benar masih terlihat baru dan ada labelnya," imbuhnya. 

Dari satu bal berisi 50 piece itu, ia mengaku mengeluarkan modal sebesar Rp 1.1 juta dengan keuntungan bisa dua kali lipat dari modal awal tersebut. 

Meski diakuinya kadang dia menemukan dalam satu bal itu tidak sepenuhnya barang asli impor, karena ternyata ada juga barang campuran produk Indonesia. 

"Jadi tidak melulu dari luar, barang impornya, biasanya jaket paling banyak kemudian ada juta outer cewe. Saya jual kembali ke online shop, konsumen saya paling jauh ke Jakarta," imbuhnya. 

Terkait perilaku orang membeli pakaian bekas impor, ada fakta bahwa ternyata, orang yang membeli pakaian bekas impor bukan hanya datang dari kalangan berkantong cekak. 

Tetapi juga mereka yang berkantong tebal pun terkadang memanfaatkannya membeli barang bekas. 

Alasannya, antara lain karena kualitas lebih bagus dibandingkan produksi lokal, kemudian modelnya yang keren-keren.

Salah seorang pembeli sekaligus penggemar pakaian bekas impor, Puput Citra (26) mengaku senang dengan Produk-produk impor tersebut. 

Menurutnya, meskipun ada kecacatan atau kekurangan tapi dia masih mentolerir karena harga dan kualitas yang bagus. 

"Kalau kerusakannya minor atau sedikit seperti ada noda kecil dan jahitan kurang rapi saya tidak masalah. 

Karena barang thrifting itu lebih limited jarang ada yang modelnya sama. 


Meskipun saya biasanya berebut dengan pembeli lain, kalau tidak begitu kita tidak dapat," katanya. 

Halaman
123

Berita Terkini