Bahkan Tugu Shio di Gambiran masih memajang patung tikus yang mana itu merupakan shio pada tahun 2020 dan momentum penggantian patung shio terlewat satu kali karena adanya pandemi.
Pada momen tersebut, Harjanto sengaja mengadakan acara yang menggabungkan dua budaya bahwa ia ingin budaya Tionghoa yang ada di Kota Semarang bisa beradaptasi dengan budaya Jawa.
Selain itu, Harjanto juga berharap Semarang bisa menjadi Kota Toleransi Beragama dan Berbudaya Nomor 1 di Indonesia.
Hormati tradisi
Pada kesempatan yang sama, Camat Semarang Utara Aniceto Magno Da Silva menyampaikan Pasar Imlek Semawis tahun ini tidak diadakan karena kondisi yang belum memungkinkan.
Meski antusiasme masyarakat cukup tinggi untuk gelaran tersebut namun tetap belum diadakan demi jaga kesehatan.
Ia berharap tahun depan acara bisa dilaksanakan seperti yang diinginkan masyarakat.
"Semoga tahun depan bisa terlaksana dengan ramai, guyub, dan perekonomian bisa meningkat dengan baik," kata pria yang akrab disapa Amoy.
Adapun adanya upacara pergantian patung shio mendapat lampu hijau dari pihaknya sebagai bagian dari menghormati tradisi leluhur.
Terkait permintaan pengecetan Gapura di Gang Gambiran untuk dicat ulang, pihaknya akan koordinasikan dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim).
"Akan saya koordinasikan dengan Disperkim supaya saat acara (gapura) sudah bagus," tutupnya. (Amanda Rizqyana)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE: