Antara lain, data Indeks Pembangunan Manusia di Bumi Etam (Kaltim) menduduki peringkat ketiga secara nasional setelah DKI Jakarta dan Yogyakarta.
Pembangunan infrastruktur di Kalimantan secara umum pun telah banyak mencapai kemajuan setara dengan wilayah lain di Indonesia.
"Dalam konteks itu, kami menyayangkan jika ada pihak-pihak yang melontarkan pernyataan bernada melecehkan harkat dan martabat Kalimantan dan warganya. Dengan menyatakan Kalimantan sebagai tempat yang terbelakang, yang dianalogikan sebagai tempat jin buang anak, dan lain-lain," ucapnya.
Mahyudin memahami ketersinggungan warga Kalimantan yang diungkapkan melalui berbagai aksi unjuk rasa di berbagai wilayah Kalimantan.
Menurutnya, berbagai aksi unjuk rasa itu merupakan bagian dari hak demokrasi yang harus dihormati, dengan tetap dilaksanakan secara tertib dan mematuhi rambu-rambu hukum yang berlaku, serta tetap menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
"Pada akhirnya kami berharap kepada semua elemen bangsa untuk terus menjaga semangat persatuan dan kesatuan. Menghindari pernyataan yang dapat memancing keresahan dan perpecahan antar elemen masyarakat," ujarnya.
"Mari kita semua bergandengan tangan, saling bahu-membahu menghadapai tantangan bangsa ke depan, demi mencapai Indonesia yang maju. Demikian kami sampaikan, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi petunjuk dan meridhoi semua usaha kita semua," ucapnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Edy Mulyadi Hari Ini Jalani Pemeriksaan di Bareskrim, Status Perkara Naik ke Penyidikan
Baca juga: DPC Partai Gerindra Kota Semarang Laporkan Kasus Dugaan Ujaran Kebencian Edy Mulyadi kepada Prabowo
Baca juga: Gelombang Kemarahan Gerindra Demak Ngamuk ke Edy Mulyadi Berani Mengejek Prabowo Subianto
Baca juga: Massa Datangi Kantor DPW PKS Kaltim, Keberatan Pernyataan Tifatul Sembiring Bela Edy Mulyadi
Baca juga: Edy Mulyadi Minta Maaf Soal Penyebutan Kalimantan Tempat Jin Buang Anak