Menurut dia, penurunan kasus stunting yang tidak signifikan dalam beberapa tahun terkahir ini juga dipengaruhi pandemi.
"Karena pengaruh pandemi, " katanya
Ia mencontohkan, selama pandemi, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19, layanan kesehatan seperti Posyandu sempat ditutup. Padahal di situ ada aktivitas pengukuran berat badan dan tinggi badan bayi.
Ini mengakibatkan pelaporan tinggi badan bayi dari Bidan atau kades kesehatan desa kurang maksimal. Padahal catatan tinggi badan bayi penting untuk mengetahui perkembangan kasus stunting di daerah.
Selain itu, kegiatan pertemuan ibu hamil atau kelas hamil untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan stunting juga tersendat karena pandemi.
"Di masa pandemi, tetap ada PMT, tapi turunnya kemarin juga akhir tahun, " katanya
Intervensi sensitif untuk pencegahan stunting oleh instansi-instansi lain juga otomatis terganggu karena pandemi Covid 19. Terlebih pandemi memaksa pemerintah daerah untuk me-refocussing anggaran untuk penanganan Covid 19. Sehingga perhatian untuk sektor lain menjadi berkurang. (*)
Baca juga: 5 Amalan Memperbanyak Pahala di Bulan Ramadhan 2022
Baca juga: Doni Salmanan Minta Dibawakan Alquran dan Alat Salat untuk Persiapan Ramadan di Rutan
Baca juga: Diklat Initial Aviation Security, Siapkan Putra Daerah Kerja Di Bandara Ngloram
Baca juga: Awas Bahaya! Truk Dilarang Melintas, Sebagian Jalur Logending-Karangbolong Kebumen Tergerus Longsor