"Sejak dulu, situasi menuntut untuk berinovasi terus-menerus. Seperti ada standar nilainya, perempuan tegar dulu dan memiliki kesadaran diri. Dia bergerak, tidak tega melihat sesama ibu kok kayaknya curhat pusing pasti ada satu yang bergerak. Gerakan perempuan inilah yang membangkitkan perempuan sekitarnya," ungkapnya.
Ia juga mengatakan, rasa penasaran yang dimiliki perempuan membuat mereka termotivasi.
"Makanya kalau satu bergerak akan membawa yang lain menjadi satu komunitas, lama-lama menjadi satu kota hingga satu negara.
Ini memotivasi kita. Ibu Kartini menjadi inspirasi. Ibu-ibu dikasih kesempatan makanya berani dan motivasi belajar semakin besar," imbuhnya. (idy)