Berita Kudus

Lebaran 2022 Hidupkan Pusat Oleh-oleh di Kudus yang Sempat Mati Suri

Penulis: Rifqi Gozali
Editor: sujarwo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pemudik tengah memilih oleh-oleh di pusat penjualan oleh-oleh di Tanggulangin Jati Wetan Kudus, Rabu (4/5/2022).

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Lebaran 1443 Hijriah/2022 Masehi menjadi berkah bagi para penjual oleh-oleh di Kudus.

Dalam sehari penjual oleh-oleh bisa melayani sampai seratus lebih pemudik yang belanja.

Di sepanjang jalur Pantura Kudus banyak gerai-gerai atau kios yang menjajakan oleh-oleh khas Kudus.

Dari beberapa pusat oleh-oleh yang ada, yang bisa dijumpai dengan mudah yakni pusat oleh-oleh yang berada di ruas Jalur Pantura Kudus tepatnya di Tanggulangin Jati Wetan atau tepatnya di sebelah Gerbang Kudus Kota Kretek. Di sana berjajar banyak kios oleh-oleh.

Umumnya gerai atau kios itu menjajakan kudapan khas Kudus, yaitu jenang. Kudapan ini bisa dijadikan buah tangan bagi pemudik saat kembali ke tanah rantau.

Kudapan yang memiliki rasa manis dan gurih inilah yang paling banyak diburu.

Tidak hanya jenang, pusat oleh-oleh tersebut juga menjajakan beberapa oleh-oleh khas daerah lain, misalnya khas Semarang maupun Pati.

Pantauan Tribunjateng.com, Rabu (4/5/2022) siang, dari beberapa kios oleh-oleh yang ada di Tanggulangin, hampir semuanya tengah melayani pembeli.

Dari deretan kios tersebut di depannya terparkir sejumlah kendaraan berpelat nomor luar daerah.

Kendaraan itulah milik para pemudik. Umumnya mereka datang sekeluarga untuk belanja buah tangan.

Kondisi seperti inilah yang dirindukan sejak lebaran dua tahun lalu oleh para pemilik kios oleh-oleh.

Tentu jika dibandingkan dengan dua lebaran sebelumnya, lebaran tahun ini bak oase di tengah gersangnya padang pasir.

Di antara para pemilik kios oleh-oleh tersebut yakni Muhammad Zuhri. Lelaki berusia 50 tahun ini  tampak semringah saat melayani satu per satu pembeli yang menyodorkan oleh-oleh pilihan untuk dihitung harganya kemudian dibayar. Kasir yang dihadapi Zuhri tidak pernah sepi.

Satu pembeli menyodorkan barang. Membayar. Kemudian disusul oleh pembeli berikutnya. Ibarat mbanyu mili.

Kondisi ramai pemudik yang membelanjakan uangnya untuk oleh-oleh, kata Zuhri, mengalami lonjakan drastis sejak lebaran kedua.

Halaman
12

Berita Terkini