Berita Semarang

Fakta! Virus PMK Bisa Menempel pada Baju Manusia dan Menular ke Hewan Ternak

Penulis: budi susanto
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Natasha Lee animal welfare consultant, saat membeberkan fakta mengenai virus PMK hewan ternak, dalam seminar internasional yang digelar oleh Dog Meat Free Indonesia (DMFI), Senin (13/6/2022).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dog Meat Free Indonesia (DMFI) gelar seminar internasional. Seminar tersebut menyoroti wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan ternak di Jateng.

Ratusan peserta dari berbagai daerah di Jateng juga hadir dalam seminar bertema melindungi kesehatan, dan keamanan masyarakat dan hewan.

Sejumlah pembicara dari beberapa negara juga dihadiri dalam acara yang digelar di Hotel PO Semarang, dan virtual tersebut.

Selain Drh Wiwiek Bagja, Dr Katharine Palak, Dr Natasha Lee yang merupakan animal welfare consultant, dan beberapa pembicara lainnya juga dihadirkan.

Baca juga: Kata Gibran tentang Sosok Erina Gudono yang Dikabarkan Jadi Pacar Kaesang, Kenal di Jogja

Baca juga: Serang Wanita hingga Tewas, Gajah di India Kembali Lagi ke Acara Pemakaman Injak-Injak Jasad Korban

Beberapa fakta PMK juga dibahas dalam acara, satu di antaranya penularan PMK bisa melalui barang-barang manusia.

"Untuk mengantisipasi penularan, peternak harus selalu bersih. Meski PMK tidak menular ke manusia, namun virus PMK bisa menempel pada baju manusia, dan akan menjangkit ke hewan ternak jika manusia dekat dengan hewan ternak," paparnya Dr Natasha Lee dalam bahasa Inggris di seminar, Senin (12/6/2022).

Dilanjutkannya, para peternak yang datang ke pasar hewan harus membersihkan diri sebelum merawat hewan ternak di perternakan masing-masing.

"Karena PMK sangat mudah menular. Untuk itu vaksinasi jadi hal penting, bahkan perlu dilakukan booster," jelasnya.

Dr Natasha menyebutkan, di Indonesia ada dua jenis peternakan yaitu intensif dan ekstensif.

Intensif adalah sistem ternak di dalam kandang, sedangkan ekstensif, ternak dibiarkan bebas dan bisa makan rumput di mana saja.

"Dari hal itu, peternakan harusnya paham, hewan yang diternakkan untuk apa. Jika untuk konsumsi wajib menjaga dan merawat kesehatan hewan. Karena hal paling penting dalam mengantisipasi PMK adalah pencegahan," ucapnya.

Turut disampaikannya, pergerakan ternak juga harus dikontrol, untuk mengantisipasi penularan PMK.

"Peternak juga wajib melakukan pemeriksaan. Karena tak jarang hewan ternak tampak sehat padahal terjangkit PMK," katanya.

Dr Natasha menerangkan, pendataan serta pemetaan dari pemerintah akan sangat membantu dalam hal pencegahan penularan PMK.

"Untuk itu peternak yang hewan ternaknya terjangkit bisa langsung laporan ke pemerintah, agar segera dilakukan tindakan atau pendataan," imbuhnya.

Tak hanya menyoal antisipasi, Dr Natasha juga menambahkan, sebentar lagi Indonesia akan melakukan penyembelihan hewan ternak besar.

Untuk itu, ia mengimbau sebelum disembelih hewan ternak dilakukan pengecekan oleh dokter hewan.

"Tempat penyembelihan pasti akan tersebar, namun saya sarankan untuk memilih tempat yang steril dan mudah dibersihkan," imbuhnya. (*)

Berita Terkini