Juru bicara Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan, enam WNI di antaranya sedang dievakuasi, dan empat lainnya sudah menjalani perawatan medis. "Enam yang dievakuasi, empat (sudah) menjalani perawatan," ujar Teuku saat jumpa pers virtual.
Di lain isisi, Duta Besar Indonesia untuk Turkiye, Lalu M Iqbal mengatakan, masih ada seorang ibu dan dua anaknya yang sampai saat ini tidak dapat dihubungi.
Menurut Iqbal, seorang ibu dan dua anaknya itu tinggal di Antakya. KBRI Ankara sudah mencoba menghubungi melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia di sana dan menghubungi otoritas setempat.
Namun belum membuahkan hasil, sehingga tim masih mencoba memastikan lagi.
"Sampai saat ini, belum berhasil kami hubungi tapi akan terus kami coba," kata Iqbal.
Di Diyarbakir juga ada dua orang pekerja spa yang belum berhasil dihubungi KBRI, bahkan rekan satu kerja belum bisa menghubungi keduanya. "Tim yang akan melakukan evakuasi ke Diyarbakir juga akan mencari warga kita ini," ujarnya.
Dubes Iqbal melaporkan, cuaca di Turki saat ini juga sangat ekstrem dan terjadi badai salju, sehingga sulit melakukan pergerakan. Namun, perwakilan RI bersama pemerintah Turkiye terus memaksimalkan upaya evakuasi.
"Diperkirakan lebih dari 10 ribu bangunan hancur," ungkapnya.
KBRI Ankara mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa satu kontainer makanan instan yang dapat dikonsumsi para korban gempa. Satu kontainer itu berupa mie instan sebanyak 2.000 boks, serta kompor gas portable untuk membuat air panas.
Iqbal menjelaskan, terjadi panic buying di Turkiye pascagempa bumi 7,8 magnitude, sehingga bantuan yang bisa dikumpulkan KBRI dalam waktu satu hari kemarin, adalah makanan instan.
"Kita sudah coba ke beberapa tempat untuk mencari selimut, semua sudah habis," ucap Iqbal.
Akan tetapi, rombongan KBRI akan membawa sekitar 300 selimut yang nanti akan dibagikan langsung kepada WNI yang membutuhkan di wilayah bencana. Sekira akan ada empat Tim KBRI Ankara yang sedang menuju lokasi bencana gempa untuk mengevakuasi 104 WNI dari 5 titik ke Ankara.
Adapun lima titik tersebut, yakni di Gaziantep, Kahramanmaras, Adana, Hatay dan Dyarbakir. "Karena tidak semua WNI dievakuasi. Ada yang memilih untuk tetap tinggal, tapi kita akan memberikan logistik termasuk selimut untuk mereka," ujarnya.
Mengenai tim tanggap darurat, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan, pemerintah Indonesia masih membahas hal tersebut dengan kementerian/lembaga terkait.
Kemlu mencatat antusiasme beberapa organisasi nonprofit yang siap untuk mengirimkan personel terlatih mereka untuk dikirim ke wilayah bencana.
"Pada waktunya akan dikoordinasikan oleh pemerintah," kata Faizasyah. (Tribun Network)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Ini Kisah WNI Korban Gempa Turkiye, Winda Masuk Mobil untuk Hangatkan Badan,