Citizen Journalism

Jangan Menjadi Terkenal dengan Nir Adab

Editor: rustam aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khafid Sirotudin

Seringkali umat Islam--- khususnya warga NU dengan Muhammadiyah---dibenturkan oleh masalah furukiyah. Cemeti politik identitas devide et impera warisan kompeni. Di abad IT saat ini, situasi dan kondisi diperparah tingkah polah cultural-lag (gegar budaya) dan civilization-gap (kesenjangan peradaban) oleh "oknum-tokoh" yang seringkali tidak memiliki otoritas keagamaan mumpuni. Menjadikan sosmed sebagai wahana "ahlul-ghibah wal-jamaah" dan tidak jarang sebagai sarana "ahlul-fitnah berjamaah (hoax)". Bukankah Muhammadiyah dan NU didirikan oleh 2 orang ulama yang memiliki "sanad ilmu" dan "sanad nasab" (dzuriyah) yang sama hingga Nabi saw.?

Hari kemarin, keluarga besar Istri dari trah Bani Ramli mengadakan pertemuan tahunan di Kulonprogo. Hari ini ada pertemuan keluarga trah Bani Hamid Dawuh di Kartasura-Sukoharjo. Sudah menjadi kesepakatan "Sesepuh-Pinisepuh" dzuriyah masing-masing bahwa pertemuan tahunan diadakan H+2 Idul Fitri (versi pemerintah) dan satunya H+2 Lebaran (versi Muhammadiyah).

Karena tahun ini lebaran berbeda, hikmahnya kami sekeluarga bisa menghadiri pertemuan tahunan keduanya. Jika hari lebaran sama, ya kami bagi dua kloter. Satu kloter dengan saya, satu kloter dengan nyonya. Perbedaan itu Sunatullah dan Rahmat bagi keluarga kami.
Wallahua'lam

 Weleri: 24 April 2023

Berita Terkini