TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir rob yang menerjang kawasan Pelabuhan Tanjung Emas dan komplek industri Lamicitra Kota Semarang tahun lalu kini berdampak pada hengkangnya perusahaan dari kawasan itu.
Pada bulan Maret 2023, tercatat satu perusahaan yakni PT Fuji Metec telah menutup kegiatan operasional pabrik di kawasan tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang, Sutrisno. Ia menyebutkan, hal ini berpengaruh terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 500 karyawan di perusahaan tersebut.
"Kemarin tanggal 31 Maret memang ada PHK (di PT Fuji Metec, - konfirmasi lebih lanjut nama perusahaan), sehingga sekitar 500-an pekerjanya terpaksa di-PHK," kata Sutrisno saat dihubungi Tribun Jateng, Senin (1/5/2023).
Dijelaskan Sutrisno lebih lanjut, tutupnya perusahaan tersebut memang karena dampak banjir rob yang menerjang kawasan itu pada Mei 2022 lalu.
Menurut dia, produsen mesin penjual otomatis atau vending machine itu tak bisa melakukan perbaikan setelah dampak yang dialami. Sehingga, Perusahaan terpaksa tutup dan melakukan PHK massal terhadap karyawannya.
"Karena dampak banjir satu tahun kemarin, sehingga tidak bisa recovery dan PHK massal 500 sekian (karyawan)," sebutnya.
Di sisi itu Sutrisno menambahkan, terkait dengan hak-hak pekerja yang terdampak PHK di pabrik tersebut sendiri telah dipenuhi perusahaan.
Menurut dia, pengusaha telah membayarkan uang pesangon untuk seluruh karyawan terdampak.
"PHK, semua bergembira karena semua diakhiri dengan ber-Salawat Nabi sehari antara pengusaha dan pekerja dalam rangka penutupan perusahaan karena tidak dimungkinkan lagi beroperasi.
Kami berdiskusi betul, Alhamdulillah juga pengusahanya baik sehingga pada saat penutupan, semua menerima," sebutnya.
Hal itu turut dibenarkan salah satu karyawan, Wiwin (naman samaran). Wiwin mengatakan, dia telah lebih dari 20 tahun bekerja di pabrik tersebut.
Ia mengatakan, ia bersama ratusan karyawan lain itu telah menerima adanya PHK tersebut karena kondisi yang sudah tidak memungkinkan dalam satu tahun terakhir.
"(Saat banjir rob) Mesin banyak yang terendam, alat kerjanya banyak yang rusak, akhirnya yang bisa produksi tidak semuanya," ujarnya.
Sementara itu, menurut Wiwin, setelah adanya PHK tersebut ia kini masih berusaha untuk mencari pekerjaan baru.