Yang penting dia sudah memberi pesangon, menjalankan sesuai peraturan," tuturnya.
Adapun di sisi itu, Frans menambahkan, kondisi perusahaan di Jawa Tengah sendiri telah membaik. Pada kuartal I dan menuju kuartal II ini, dia menyebut, sejumlah sektor telah menunjukkan geliat.
"Kemarin puasa dan Hari Raya (Idul Fitri), sektor-sektor seperti garmen makanan minuman, pariwisata, transportasi, bagus. Kemudian secara umum, di Jateng kondisi industri baik dan stabil, pasar sudah oke, sehingga tidak ada yang perlu dirisaukan," sebutnya.
Ia lantas meminta kepada pemerintah untuk terus menjaga agar kondisi tetap stabil.
Di antaranya adalah terus melakukan pengawasan untuk mencegah adanya potensi yang bisa memacu rusaknya pasar dalam negeri.
"(Misalnya impor pakaian bekas) Memang betul pakaian bekas harus dilarang, karena itu merusak pasar.
Maka kami harapkan pemerintah terus adakan sweeping, artinya terus ngecek, jangan sampai memacu ilegal lagi karena kita ini termasuk negara luas begini mudah sekali mereka masuk ke tempat-tempat terpencil.
Jadi, kami minta pemerintah betul-betul mengawasi benar mengenai masuk pakaian bekas.
Kedua mungkin bukan pakaian bekas, tapi ilegal. Ilegal artinya dia selundupkan itu tidak bayar pajak, tidak bayar bea masuk, kemudian dia jual harga murah itu merusak pasar kita dalam negeri.
Kita oke saja impor karena kita juga ekspor barang ke luar negeri. Tapi, itu sesuai aturan dengan membayar pajak membayar bea masuk, dan sebagainya," imbuhnya. (idy)
Baca juga: Peringati May Day 2023, Pemkab Pati Jalan Sehat Bareng Buruh dan Pengusaha
Baca juga: Bripka AS Ditangkap Saat Sedang Pesta Narkoba, Polisi Temukan 37 Paket Sabu-sabu
Baca juga: Viral 3 WNA Rusia Ditangkap Usai Berjoget Dengan Pakaian Tak Pantas di Pura Pengubengan Besakih
Baca juga: Seorang Gelandangan Ditemukan Tewas di Tepi Sungai Silugonggo Kutoharjo Pati